17 Agustus merupakan hari bersejarah bagi seluruh rakyat Indonesia untuk merayakan Hari Kemerdekaan Indonesia. Selama 75 tahun Indonesia sudah merasakan kemerdekaan terbebas dari belenggu penjajahan. Merdeka dari segala himpitan dan siksaan bangsa lain. Inilah berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa dan buah perjuangan para pahlawan bangsa yang rela mengorbankan jiwa dan raganya perlu kita syukuri bersama.
Nuansa kemerdekaan Indonesia pada
tahun ini mengalami perbedaan dengan tahun-tahun sebelumnya. Adanya virus Covid 19 kini menjadi pandemi
yang meluas karena menyebabkan kecemasan dan ketakutan bagi masyarakat seluruh dunia.
Struktur virus ini terlihat seperti mahkota dan mengakibatkan infeksi pada
saluran pernapasan baik pada hewan atau manusia. Virus ini begitu ganas
sehingga Pemerintah Indonesia menghimbau agar seluruh rakyat Indonesia
menerapkan social distancing untuk
menekan laju penyebarannya. Pemerintah
menerapkan belajar, bekerja, dan belajar dari rumah. Seiring perkembangan maka diberlakukan era new normal yakni menerapkan sistem
kembali normal seperti semula namun dengan tetap menerapkan protokoler
kesehatan. Kantor dan perusahaan mulai
dibuka kembali, dengan sistem yang ketat.
Kegiatan yang bersifat mengumpulkan
banyak orang kini dibatasi. Pendidikan
adalah salah satu bidang yang terkena dampak virus Covid 19. Untuk menghindari klaster baru penyebaran
virus ini, maka Pemerintah belum membuka sepenuhnya pembelajaran tatap
muka. Kasus virus Covid 19 belum
mengalami penurunan yang berarti sehingga sekolah maupun universitas belum bisa
melaksanakan pembelajaran seperti semula. Untuk itu pemerintah mengambil
langkah untuk melaksanakan pembelajaran jarak jauh dengan sistem dalam jaringan
dan luar jaringan.
Pembelajaran jarak jauh tetap harus
dilaksanakan dengan memperhatikan keadaan sekolah, anak didik, dan orang
tua. Penguasaan teknologi dan
pengetahuan yang dimiliki para guru juga perlu diperhatikan. Proses pembelajaran tidak mengedepankan
ketuntasan kurikulum. Namun yang diutamakan
adalah pendidikan karakter, kecakapan hidup dan pengetahuan.
Guru harus merancang dan
berimprovisasi serta melakukan inovasi pola pembelajaran dalam jaringan yang
efektif dan menyenangkan. Hal ini tentu
yang diharapkan oleh sekolah agar dapat melayani kebutuhan anak didik. PGRI sebagai salah satu organisasi guru bekerja
sama dengan Mahir Academy Rumah Perubahan mengadakan webinar dan lokakarya
daring sejak tanggal 2-20 Mei 2020 dengan jumlah peserta dari seluruh Indonesia
berjumlah 13.000 orang. Prof Rhenald
Kasali, pendiri Rumah Perubahan mengatakan, “ Teknologi tidak mudah bagi kita
semua. Termasuk bagi para guru yang
tidak terbiasa. Banyak orang-orang lama
yang merasa gagap teknologi dan kesulitan beradaptasi dengan perubahan “.
Pembelajaran berlangsung secara sinkronus dan asinkronus. Pembelajaran sinkronus yaitu dengan media tele
konferensi sehingga ada diskusi secara virtual antara guru dengan siswa. Misalnya menggunakan live chat maupun Zoom. Hal ini seperti pembelajaran tatap muka hanya
saja melalui jaringan internet. Guru dan siswa dapat berinteraksi menggunakan
media dan dalam waktu yang tertentu. Siswa dapat menerima umpan balik langsung
dari sesama siswa maupun guru. Sedangkan
pembelajaran asinkronus adalah
pembelajaran yang tidak ada interaksi langsung dalam pembelajaran, waktu
belajar lebih fleksibel, menyesuaikan jadwal sendiri. Untuk penyampaian materi pembelajaran bisa
menggunakan email maupun blog. Siswa
memiliki waktu yang fleksibel untuk mengakses dan mengumpulkan tugasnya.
Media daring juga memberikan kendala,
di antaranya adalah gangguan sinyal, kuota yang minim, dan spesifikasi gawai. Tidak semua orang tua mampu dan tidak
memiliki uang yang cukup untuk membelikan kuota dan gawai. Selain itu, guru terkadang memberikan waktu yang terbatas
untuk mengumpulkan tugas. Padahal siswa
belum tentu semua lancar jaringan internetnya.
Hal ini bisa diatasi dengan guru memberikan kelonggaran waktu untuk anak
didik menyelesaikan tugasnya. Dalam kondisi sekarang orang tua berperan menjadi
guru bagi anaknya selama belajar di rumah.
Guru bisa menjalin komunikasi yang efektif melalui grup yang dibentuk
sehingga pembelajaran daring akan terasa efektif dan tidak menjadi beban. Guru bisa memberikan saran dan motivasi
kepada anak didik untuk menyelesaikan tugasnya.
Kenyataan yang lain adalah masih kita
dapati di daerah 3T fasilitas penunjang masih kurang memadai. Dengan kondisi seperti ini pemerintah perlu
menyediakan sarana dan prasarana secara merata sehingga tujuan pendidikan
Indonesia akan tercapai.
Demikian pembelajaran daring yang efektif
tentunya kembali lagi kepada kita akan menentukan pilihan mana yang dirasa
mudah untuk dilaksanakan. Perlu adanya kolaborasi antara guru, anak didik dan
orang tua untuk mendukung keberhasilan proses belajar. Tujuan akhir kita adalah untuk membangun Indonesia maju agar mampu bersaing
di tengah-tengah perkembangan dunia internasional.
Kita rayakan 75 tahun kemerdekaan
Indonesia dengan meneriakkan kata “MERDEKA…MERDEKA…MERDEKA“. Semangat terus wahai anak-anak generasi
penerus bangsa.
mantul peserta lomba blog nomor 7
BalasHapusTerima kasih Omjay
BalasHapus