Kamis, 01 Oktober 2020

Semangat Menulis, Tidak Mengenal Usia

 


Assalamualaikum warahmatullah wabarakatuh..

Alhamdulillah, grup belajar menulis yang diadakan oleh AISEI ini diisi oleh seorang penulis yang sudah memasuki usia paruh baya bernama Ibu Sri Sugiastuti, beliau dipanggil sebagai Bunda Kanjeng.

Untuk menulis tidak ada kata terlambat untuk menulis, walaupun usianya sudah memasuki 50 tahun Bunda Kanjeng semakin produktif untuk menulis di blog maupun menghasilkan sebuah karya dalam bentuk buku.  Beliau berpesan jadikanlah menulis sebagai gaya hidup karena menulis adalah suatu keterampilan bukan bakat dari seseorang.  Menulislah apa yang disukai dan dialami dalam kehidupan. Dalam bukunya yang bercerita tentang 21 kisah perempuan inspiratif  Bunda Kanjeng  berprinsip pada 2S kepanjangan dari Sabar  dan Syukur.

Awal tahun 2020 Indonesia mengalami pandemi Covid 19, Bunda Kanjeng mengajak teman-teman untuk berkolaborasi menulis dalam buku antologi.  Untuk itu Bunda Kanjeng harus membimbing supaya mereka mampu menghasilkan sebuah karya.  Caranya adalah para peserta harus menulis, membaca dan mempelajari panduannya agar karya yang dihasilkan tetap layak untuk diterbitkan. Bunda Kanjeng dalam membimbing  tidak harus mengubah seluruh naskahnya.  Hal ini dimkasudkan  untuk menghargai hasil karya penulis.

Ide-ide yang ada di pikiran kita sebaiknya disimpan dulu atau kita bisa langsung menuliskannya dalam sebuah catatan kecil.  Hal ini bisa dijadikan sebagai tabungan ide apabila nanti kita ada waktu,kita bisa membuatnya menjadi sebuah outline. 

Beberapa tips untuk belajar menulis  adalah.:

1.  Untuk mendapatkan pengetahuan kuncinya adalah belajar untuk menciptakan buku kita harus menulis dalam kondisi hati yang senang.  Ibarat kita sedang mendulang emas maka akan ada harapan dari perjuangan untuk mendapatkannya.  Dalam menulis juga butuh suatu kepuasan batin.

2. Menulis dalam kondisi pikiran yang ringan maka akan  mengalir  ide-ide.

3.  Janganlah kita mudah menyerah, mau belajar dan bekerja dengan senang hati.   Itu adalah suatu tanda kita dekat dengan puncak kesuksesan.

4. Kita sudah di posisi yang benar.  Pensil, kertas, keyboard,meja dan  kursi adalah saksi bisu.  Kita harus yakin dan percaya bahwa kita pasti bisa menargetkan untuk menerbitkan buku.

5. Untuk memudahkan menulis kita membuat poin-poinnya terlebih dahulu kemudian dikembangkan menjadi dua sampai tiga paragraf.  Dalam waktu 2 jam kita menulis kemudian diendapkan kembali.  Sewaktu-waktu kita ada waktu kemudian bisa perbaiki kembali.

6. Kenalilah minat dan hobi kita.  Kita bisa menceritakan banyak hal kepada orang lain yang belum mereka ketahui.  Bisa jadi cerita kita adalah sesuatu yang dicari dan belum diketahui olehnya.

7. Menulis adalah untuk berniat untuk berbagi.  Kebaikan ide-ide kecil ini bisa menjadi hal-hal yang luar biasa.

8. Untuk memperkaya bacaan dan tulisan kita,  maka kita banyak mengosumsi dengan buku-buku referensi yang ada sehingga pembaca tidak akan jenuh dan akan menemukan hal yang terbaik dari sebuah tulisan.

9. Dari kebiasaan dan kegiatan sehari-hari yang kita lakukan bisa menjadi sumber ide untuk dibagikan ke orang lain.

 Membaca karya-karya penulis terkenal seperti Raditya maupun Tere Liye untuk menginspirasi.   Dengan memahami karakter dan tulisan-tulisannya maka kita akan mudah menemukan ide menulis.  Tulisan yang bagus adalah ketika tulisan dibaca orang lain akan memberikan manfaat dan menjadikannya jauh lebih baik. Jika kita menulis dengan cara-cara seperti di atas mengalami kesulitan, maka untuk mengembangkan ide menulis, kita bisa mencari seseorang yang kita anggap lebih mumpuni untuk dijadikan sebagai mentor menulis. Selain itu kita bisa bergabung dengan komunitas menulis. 

Outline disiapkan supaya ada pemetaan pikiran penulis sehingga akan sampai pada titik tujuan tertentu.  Menulis adalah melatih nalar sehingga prosesnya mencakup memahami, menghayati, menganalisis, dan akhirnya mensintesis untuk bisa menambah ide menulis .  Biasakanlah kita membawa alat untuk merekam maupun untuk menulis di kalangan kita.   

Dalam sebuah perjalanan ada 1 pesan dari Bapak Much. Khoiri  satu-satunya cara menemukan ide yang bagus adalah dengan mempunyai banyak ide. Kita tidak tahu tulisan mana yang akan bernasib baik. Itulah pesan beliau, bayangkan dalam sehari kita menulis 1 halaman maka setahun akan ada 365 halaman dan itu bisa menjadi sebuah buku.

Mengikat ilmu dengan tulisan yang bermakna dan menulis adalah bekerja untuk keabadian.  Diakhir pemaparan Bunda Kanjeng menyampaikan pesan dari Bapak Pramoedya Ananta Toer, “Orang boleh pintar setinggi langit tapi selama ia tidak menulis ia akan hilang di dalam masyarakat, brand dari sejarah menulis adalah bekerja untuk keabadian, untuk pengetahuan”.

Bunda Kanjeng juga memiliki komunitas bernama IDN kepanjangan dari Ibu Doyan Nulis. Beliau pernah mendapatkan juara 2 sebagai Duta Bunda baca Solo.

Selalu bersemangat untuk menulis di tengah kesibukan dan waktu yang semakin terus bergulir. Semoga bermanfaat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Penyaluran Sedekah Air Bersih

  Penyaluran Sedekah Air Bersih Selasa, 19 September 2023 PD Salimah Purbalingga bersama Laziz Jateng bekerja sama menyelenggarakan kegiatan...