Momentum Belajar dari Rumah di Era Pandemi Covid 19
Covid 19 yang melanda ke seluruh penjuru dunia, berdampak pada
semua sendi kehidupan. Salah satunya
adalah di bidang pendidikan. Akibat
virus yang berbahaya ini, maka pemerintah memberlakukan Belajar dari
Rumah. Pembelajaran yang dilaksanakan harus memiliki
syarat : (1) tidak membebani proses belajar secara daring, (2) Materi
difokuskan pada pendidikan kecakapan hidup, (3) tugas disesuaikan dengan
kondisi murid.
Senin, 16 Maret 2020 sekolah tempat saya
mengajar mengumpulkan wali murid untuk memberikan penjelasan adanya
pembelajaran daring. Bagi wali murid yang tidak memiliki akses internet maka
diatasi dengan pemberian tugas saat di hari terakhir masuk sekolah. Untuk
mengetahui bahwa anak-anak sudah mengerjakan tugas, maka sekali waktu orang tua
diharapkan datang kembali ke sekolah untuk menerima tugas yang baru lagi sambil
membawa tugas yang sebelumnya.
Saat pembelajaran dari rumah tentunya orang tua
berperan sebagai guru di rumah. Apalagi untuk anak usia dini tentu masih butuh
sekali pendampingan orang tua saat menyelesaikan tugasnya. Hal ini sesuai
dengan pendapat Masitoh (2017), inilah
yang disebut scaffolding. Pengertian scaffolding adalah proses pemberian bantuan dari orang yang telah
berpengalaman yang dilaksanakan secara bertahap untuk mempermudah anak dalam
belajar sesuai dengan tahap perkembangannya.
Orang yang berpengalaman bisa orang dewasa, bisa anak yang usianya lebih
tua, atau teman sebaya yang pengalamannya lebih dari anak tersebut.
Kemampuan
teknologi dan ekonomi siswa berbeda-beda. Ada yang memiliki fasilitas yang
lengkap. Ada pula yang kondisi gawai
yang tidak support, koneksi internet
yang lambat, maupun biaya pembelian kuota yang mahal, hal ini tentu menjadi penghambat jaringan
tidak lancar. Meskipun demikian
pembelajaran harus tetap berlanjut.
Untuk mengatasi anak-anak yang tidak bisa
belajar melalui daring maka guru berupaya melakukan tatap muka. Saya melakukan kunjungan ke rumah untuk
mengetahui bagaimana pembelajaran yang sudah dilakukan anak-anak. Orang tua bisa mengumpulkan hasil belajar
anak-anak. Guru juga bisa melihat hasil
perkembangan dan kondisi anak-anak selama belajar di rumah. Guru bisa mendapatkan informasi maupun
mengetahui kendala yang menghambat proses pembelajaran daring. Berikut ini adalah foto saat kunjungan ke
rumah.
Alhamdulillah cerita Belajar dari Rumah sudah kuabadikan menjadi sebuah cerita dalam sebuah buku. Ibarat menunggu anak pertama, saya begitu bahagia saat mendapat kiriman foto cover buku. Saya teringat Omjay, beliau yang selalu membimbing dan memompa semangat para peserta grup Belajar Menulis. Saya kirimkan cover dan ternyata beliau berkenan untuk memberikan kata pengantar dalam buku saya. Simak juga cerita tentang personal branding sosok guru di link berikut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar