Berbagi
Pengalaman Menerbitkan Buku
Assalamualaikum
w.w
Belajar
Menulis malam hari ini Omjay menghadirkan narasumber seorang juara Inobel Tahun
2019. Mari kita mengenal lebih jauh
narasumber kali ini.
Nama
lengkap, Emi Sudarwati sebagai Guru
Bahasa Jawa SMPN 1 Baureno Bojonegoro, Jawa Timur. Pegiat Literasi Guru dan Siswa
Indonesia. Beliau menjadi editor lebih
dari 460 buku ber-ISBN. Beliau mengenyam pendidikan terakhir di Jurusan Bahasa Daerah IKIP Negeri
Surabaya tahun 1993 dan lulus tahun 1998.
Sebagai PJ Budaya Lingkungan dan
Pembiasaan Sekolah, aktf sebagai pembina majalah siswa Bhakti sampai saat ini,
Penggagas perpustakaan mini di kelas IXF, dan mengupayakan pengembangan diri
Teater Bhakti. Pengurus MGMP Bahasa Jawa
Kabupaten Bojonegoro ini juga sebagai salah Guru Ahli di Pusat Belajar Guru
Kabupaten Bojonegoro.
Penulis
novel berjudul Ngilon (2014), Novel
Kinanthi (2017), Rona Hidup (2018),
Petualangan Siswa Indigo (2019), Novel Sujud Sangisore Talang Mas, dan
Kumpulan Esai Menulis dan Menerbitkan Buku untuk Keliling Nusantara dan Dunia
(2019). Bergabung dengan Persatuan
Masyarakan Budaya Nasional Indonesia (PERMADANI). Pengelola TBM Kinathi ini juga pimpinan Grup
Patungan Buku Inspiratif.
Membuat
buku tentunya tidak semudah membalik tangan.
Awal tahun 2013 Ibu Emi memiliki inisiatif ingin menerbitkan buku. Tapi belum tahu caranya. Untunglah akhir tahun 2013 dipertemukan
dengan Kawan-kawan PSJB. Beliau tidak
ingin sukses hanya untuk dirinya. Beliau
juga menginginkan agar siswa di desanya terkenal. Sehingga tahun 2014 buku terbitan perdana ditulis bersama siswa.
Ibu
Emi mencari kiat khusus untuk membangkitkan minat menulis siswa sehingga dapat
menghasilkan Buku Bersama Siswa. Pada awalnya beliau memberikan konsep dasar
kepada anak-anak agar senang dan mau menulis.
Sebelum mulai pelajaran, beliau minta satu siswa membaca cerita dan yang
lain mendengarkan. Semua diminta membuat
ringkasan cerita. Kemudian secara acak
mereka membaca ringkasan cerita di depan kelas. Lama-lama akan terbangun kultur
membaca dan menulis. Keduanya butuh latihan agar menjadi kebiasaan. Program Satu buku Satu Siswa, sumber dana
penerbitan dari orang tua siswa. Ada
anak-anak yang kurang mampu, tapi karyanya bagus, beliau siap membiayai dengan
uang pribadi.
Pada Tanggal 28 Oktober 2015, beliau mendapat
penghargaan dari Balai Bahasa Jawa Timur sebagai Guru Bahasa Jawa Kreatif. Pada tahun yang sama, juga mendapat
penghargaan sebagai finalis Lomba Inovasi Pembelajaran Tingkat Nasional. Ibu Emi menulis Buku
Bahasa Jawa baku untuk buku ajar/pelajaran.
Sedang buku cerita atau puisi (Gurit) menggunakan Dialek
Bojonegoro. Dialog di cerita bisa
menggunakan Bahasa Indonesia maupun Bahasa Asing. Referensi yang digunakan Bahasa Jawa,
Indonesia maupun Bahasa Asing.
Pada tahun 2016, sebagai juara III
Guru Berprestasi Tingkat Kabupaten Bojonegoro dan sebagai juara I Lomba Inovasi
Pembelajaran Tingkat Nasional, kategori SORAK (Seni, Olah raga, Agama dan
Muatan lokal, dan Bimbingan Konseling).
Belajar
dari pengalaman juara Inobel tahun 2015, maka pada tahun 2016 beliau perbaiki naskah yang sama. Tentu dengan mendengarkan kritik dan saran
dari dewan juri. Tujuan ikut lomba hanya
ingin belajar dari peserta lain. Karena
mereka utusan terbaik dari daerah seluruh Indonesia. Saat mengikuti lomba, beliau juga tidak ada
ambisi untuk juara 1. Niat awal hanya
ingin belajar. Jika akhirnya juara, itu
bonus dari Allah. Jangan mudah menyerah. Semangat belajar dan terus berkarya.
Prestasi
ini yang mengantarnya berkunjung ke negeri Kincir Angin Belanda. Mempelajari sistem pendidikan yang ada di
Universitas Windesheim dan Iclon Universitas Leiden. Juga berkunjung ke sekolah-sekolah terbaik di
Hollan dan Nederlands.
Pada
tahun 2017 ternyata kegiatan beliau terus berlanjut. Beberapa bulan berikutnya, beliau diundang
untuk mengikuti workshop Literasi di Kota Batam. Tidak ingin melewatkan kesempatan, beberapa
peserta menyempatkan mampir ke negara tetangga, yaitu Singapura. Sehari di kota lion, melahirkan sebuah buku
berjudul Dag Dig Dug Singapura.
Bukan
aji mumpung atau apa, hanya tidak ingin melewatkan kesempatan baik. Kapan lagi seorang guru bisa jalan-jalan ke
Singapura, kalau bukan memanfaatkan kesempatan baik tersebut. Kebetulan juga
bertepatan dengan liburan sekolah, jadi sama sekali tidak mengganggu kegiatan
belajar-mengajar di sekolah.
Paska
menyandang predikat juara I inobelnas, beliau belum boleh lagi mengikuti lomba
yang sama. Tentu dalam waktu yang belum
bisa diprediksi. Oleh karena itu, supaya
tidak ingin kesepian, beliau mengajak
teman-teman alumni finalis inobelnas untuk menulis bersama dalam satu
buku. Beliau menyebutnya dengan istilah
Patungan Buku Inspiratif.
Bukan
hanya karya yang bersifat ilmiah. Namun
dalam grup tersebut juga menerbitkan kumpulan cerita inspiratif, berbagi pengalaman mengajar, kumpulan puisi,
kumpulan pantun dan masih banyak lagi buku-buku lainnya.
Dalam
perkembangan selanjutnya, bahkan bukan hanya menerbitkan buku-buku
patungan. Namun saat ini lebih banyak
menerbitkan SBGI (Satu Buku Guru Indonesia) dan SBSI (Satu Buku Siswa
Indonesia).
TAHUN
2018
Ratusan
buku lahir dari grup Patungan Buku Guru Inspiratif. Karena sejak tahun 2018 ini lebih banyak
menerbitkan SBGI dan SBSI, maka nama grup diubah menjadi Penerbit Buku
Inspiratif (PBI). Beberapa undangan dari
daerah-daerah lain mulai berdatangan. Misalkan
dari Kota Bogor, Sampang, Tuban, Blitar, Lamongan, Yogyakarta dan
lain-lain. Akhirnya beliau berinisiatif, hanya menerima
undangan sebagai nara sumber pada Hari Sabtu-Minggu atau Jumat sore.
Sedang
di Bojonegoro sendiri, beliau aktif sebagai Guru Ahli (GA) di Pusat Belajar
Guru (PBG). Setiap saat harus siap
menerima panggilan sebagai pemateri seminar maupun pelatihan. Beliau diundang juga sebagai juri dalam
lomba-lomba guru. Tempatnya bisa di PBG
pusat atau di PBG kecamatan. Selain di
PBG, beliau juga aktif di PGRI sebagai juri lomba Guru menulis dan pelatihan
menulis buku.
Beliau
kerap memotivasi guru-guru Bojonegoro agar lebih inovatif dalam mengajar, dan
lebih kreatif dalam menulis. Beliau bergerak
memberi contoh dan menghimbau agar guru-guru lebih sering mengirimkan hasil
karya ke media. Jangan berharap sekali
kirim pasti tayang atau dimuat. Namun
harus bersabar, terus-menerus mengirim naskah.
Lama kelamaan pasti dimuat juga. Bukan
karena penerbit merasa kasihan, tapi memang pengalaman menulis itu sangat
diperlukan. Dengan terus-menerus
mengirim naskah, berarti sudah terus menerus belajar menulis pula. Dari proses tersebut kita belajar. Belajar meminimalisir kekesalahan.
TAHUN
2019
Ibu
Emi mengawali terbitnya buku Kado Cinta 20 Tahun dan Haiku. Haiku adalah puisi pendek. Terdiri dari 3
baris. Strukturnya 5:7:5. Jadi baris pertama terdiri dari 5 suku
kata. Baris ke 2 ada 7 suku kata. Dan
baris ke 3 ada 5 suku kata. Haiku ini
aslinya berasal dari Jepang.
Karya
ini ditulis berdua dengan suami. Semoga
dengan lahirnya buku tersebut, ikatan pernikahan beliau dengan suami semakin
bahagia.
Selanjutnya,
di tahun yang sama beliau ingin menerbitkan 2 buku tunggal dan beberapa buku
patungan. Buku tunggal yang pertama
berbahasa jawa, yaitu pengalaman selama haji dan umrah. Sedangkan buku tunggal yang ke dua adalah
ini, Menulis dan menerbitkan Buku sampai
Keliling Nusantara dan Dunia.
Alhamdulilah impian ini bisa menjadi nyata.
Adapun
untuk patungan, seperti biasa saja.
Yaitu menulis bersama siswa SMPN 1 Baureno dan bersama grup Patungan
Buku Inspiratif. Juga menulis bersama
penerbit Pustaka Ilalang. Saat ini
beliau konsentrasi mengelola TBM Kinanthi untuk penerbitan buku kerja sama
dengan Majas Grup (Penerbit Majas, Dwi Putra Jawa, dan Praktek Mandiri).
SaGuSaBu (Satu Guru Satu Buku)
& SaSis SaBu (Satu Siswa Satu Buku).
Beliau
juga menawarkan kepada peserta yang mau menerbitkan buku berISBN, dengan proses
yang mudah dan biaya murah.
Inilah
ketentuan penerbitan di Penerbit Majas :
Guru
maupun siswa boleh mengirimkan naskah ke Penerbit Majas. Tentang apa saja
sesuai bakat dan minat. Misalkan:
1.
Kumpulan Puisi
2.
Kumpulan Cerpen
3.
Kumpulan Esai
4.
Novel
5.
PTK
6.
Naskah INOBEL
7.
Kumpulan Pantun
8.
Kumpulan Resep
9.
Kumpulan Cerpen Misteri
10.
Dll
Jenis
huruf : Time new roman/12/1,5 Ukuran kertas A5
dengan margin 2:2;2;2
Naskah
sudah lengkap dilengkapi dengan judul, kata pengantar, daftar isi, isi buku, biografi
dan foto dalam 1 file.
Nama
file : SaGu SaBu spasi nama
Atau SaSis SaBu spasi nama
Contoh
: _*SaGu SaBu Emi*_
Atau _*SaSis SaBu Emi*_
Biaya
penerbitan tergantung jumlah halaman.50-56 halaman biaya Rp 480.000 sudah
termasuk edit, layout, ISBN, cover. Ongkir
bisa bayar di tempat. Setiap penulis mendapat 10 buku, piagam penulis dan
beberapa buku terbitan Majas Grup.
Alamat
Pengiriman naskah : emiime2011@gmail.com
Konfirmasi
ke WA : 08563155081
Jika
naskah dinyatakan lolos kurasi, maka penulis transfer: BRI 001101005862531
An
Emi Sudarwati. Jika sudah transfer di foto. Lalu kirimkan ke WA ke no
08563155081
Waktu
pengumpulan naskah mulai hari ini. Buku
akan terbit _*paling cepat*_ 3 bulan setelah kirim naskah dan TF.
Jika
menginginkan cover buat sendiri, langsung dicantumkan saat kirim naskah. Tapi
tidak akan mengurangi biaya ke penerbit.
Syarat cover sendiri , harus orisinil, bukan jiplakan atau hasil
rekayasa dari internet. Jika tidak ada,
Penerbit menyediakan desain cover gratis. Satu kali edit cover terkena cas Rp
100.000. Karena Penerbit Majas adalah
penerbit Indie maka jarang naskah yang ditolak. Jika ditolak maka penulis akan
dikabari. Alasan penolakan karena
tulisan lebih dari 40% plagiat.
Untuk
membuat PTK yang dibukukan, naskah PTK harus sudah diubah sistematikanya
seperti buku. Jadi ada beberapa yang boleh dihilangkan. Ada pula yang harus disederhanakan. Boleh 1 PTK atau lebih baik 1 buku terdiri
dari kumpulan beberapa PTK. Kalau mau
mengirimkan naskah asli PTK juga boleh.
Namun ada biaya tambahan Rp100.000.
Karena tim akan memangkas sesuai kriteria. Beliau menjelaskan perbedaan karya inovel dan PTK. Karya
inobel harus bersifat baru atau pembaharuan. Sedangkan PTK boleh menguji coba
karya orang lain di kelas kita.
Beliau
juga memberikan wawasan dari tim penilai
PAK. Ada banyak alasan mengapa Buku dan
karya lain tidak dinilai:
1.
Bisa jadi Timnya yang salah memaknai sebuah bukti fisik untuk dikonvert menjadi
nilai angka kredit karena multi tafsir atau dokumen salah kamar.
2.
Bisa jadi yang bersangkutan salah memasukkan bukti fisik (pengembangan diri,
Seminar, KTI, penghargaan atau lainnya). Semisal: Narasumber/peserta pelatihan
masuk kategori pengembangan diri. Untuk dapat nilai harus sekurang-kurangnya
melampirkan foto copy undangan, surat tugas, resum kegiatan/foto dokumentasi
kegiatan dan piagam dengan struktur program tidak kurang dari 30 jp yang
dilegalisir atasan.
Untuk
Seminar hampir sama dengan perlakuan pelatihan, namun tanpa struktur materi
maupun JP. (harus dimasukkan kolom seminar bukan pelatihan).
Karya
tulis buku pelajaran, buku referensi pendidikan, jurnal ilmiah, buku
terjemahan, buku karya inovatif, dll. Untuk dapat nilai harus ada surat
keterangan penerbit, pengesahan atasan, pernyataan keaslian dari yang
bersangkutan dan fisik buku ber ISBN.
Untuk
kasus "piagam dari penerbit" diatas:
1.
Jika piagam tanpa struktur materi sekurangnya 30 JP otomatis tidak
bernilai/tertolak.
2.
Jika dimasukkan penilaian seminar tidak pada tempatnya.
3.
Masuk nilai penghargaan juga tidak relevan.
Piagam
dari penerbit tersebut sebaiknya dijadikan pendukung untuk buku (buku
pendidikan, karya inovatif dsb), yang diajukan nilai PAK beserta pengesahan
atasan, pernyataan keaslian, fisik buku ber ISBN, dll.
Apabila
kita menulis buku LKS, sumbernya dari
berbagai buku yang ada. Selain itu perlu
menyesuaikan dengan waktu, keadaan dan ketersediaan di lokal. Kumpulan soal
bisa saja menjadi buku. Namun perlu
mencantumkan daftar pustaka, jika kita
mengutip dari berbagai sumber.
Pembaca
akan menikmati jika tulisan kita enak dibaca.
Agar bisa merangkai kata dengan baik ada beberapa langkah:
1.
Baca
2.
Baca
3.
Baca
Jadi
harus banyak membaca.
4.
Tulis
5.
Edit
Ibu
Emi memberikan pelajaran berharga agar motivasi kita selalu terbangun, tentukan
alasan kita menulis. Menulis untuk mengukir sejarah sendiri. Semua perlu pembiasaan karena menulis itu
keterampilan. Jadi bisa dipelajari dan
dibiasakan bukan sulapan. Menulis tidak
butuh waktu khusus. Beliau hanya menulis
10-20 menit saja setiap harinya. Tapi
harus rutin menulis di blog pribadi, laptop, maupun HP.
Sedangkan
waktu yang lain masih 23 jam lebih bisa digunakan untuk kegiatan lain. Bila kita merasa jenuh maka bisa melakukan
hiburan sejenak dengan jalan-jalan sebentar atau makan bersama sekeluarga.
Simpulan:
Buku
adalah bukti sejarah. Merupakan catatan
bahwa kita pernah hidup di dunia ini.
Oleh karena itu, beliau ingin mengabadikan setiap jengkal perjalanan
menjadi sebuah buku. Setiap karya pasti
akan menemukan takdirnya sendiri. Semoga
buku sederhana ini mengispirasi banyak orang.
Demikian
resume malam hari ini .Semoga banyak memberikan motivasi dan lebih
menginspirasi kita untuk terus menulis.
Wassalamu'alaikum
w. w.
Buku adalah bukti sejarah. Merupakan catatan bahwa kita pernah hidup di dunia ini. Oleh karena itu, beliau ingin mengabadikan setiap jengkal perjalanan menjadi sebuah buku. Setiap karya pasti akan menemukan takdirnya sendiri. Semoga buku sederhana ini mengispirasi banyak orang.
BalasHapusTerinspirasi ingin menuliskan setiap ada kejadian setiap apa yang dialami
HapusMantap,mari kita sempatkan belajar menulis setiap hari.
BalasHapusBila masih bernafas segeralah membuat buku
BalasHapusAlhamdulillah ..Mantap bu resume ..kita semua selalu semangat menulis y bu
BalasHapusTerima kasih bu
HapusMenulis untuk mengukir sejarah sendiri. Semua perlu pembiasaan karena menulis itu keterampilan. Jadi bisa dipelajari dan dibiasakan bukan sulapan.
BalasHapusMain sulapan aja butuh latihan, begitu juga nulis. Semangaaaat buk
Virus menulis mari kita sebarkan untuk kebaikan
HapusMari menulis setiap hari
BalasHapusInsyaAllah
Hapus