Selasa, 30 Juni 2020

Tantangan Menulis di Daerah Pelosok Bersama Master Teacher Indonesia


Tantangan Menulis di Daerah Pelosok Bersama Master Teacher Indonesia




Kecintaannya terhadap kisah-kisah kepahlawan mengantarkannya  menjadi guru sejarah dan IPS sejak tahun 2001. Saat pertama kali mengajar, guru yang bernama asli Agung Pardini ini kala itu masih menempuh S1 Pendidikan Sejarah dengan tambahan program minor Antropologi di Universitas Negeri  Jakarta (UNJ). Dalam waktu delapan tahun (2001-2008), setidaknya pernah mendapat kesempatan mengajar pada belasan institusi yang berbeda, mulai dari sekolah formal (SMP dan SMA), Bimbingan Belajar, Program Pengayaan Ujian, hingga Pembelajaran Paket Non-Formal atau PKBM.


Sejak tahun 2008 hingga sekarang ini, Guru Agung aktif di lembaga kemanusiaan Dompet Dhuafa untuk menjalankan amanah pengelolaan dana zakat, infaq, dan shodaqoh agar disalurkan menjadi program-program pemberdayaan di bidang pendidikan bagi kemajuan ummat. Mula-mula ia bertugas sebagai trainer pendidikan untuk melatih ribuan guru yang mengabdi di sekolah-sekolah marjinal di berbagai  wilayah Indonesia.

Selain melatih para guru, bersama rekan-rekan satu timnya di Dompet Dhuafa, Guru Agung diberi beragam amanah untuk merancang dan mengelola program-program inovatif di bidang pendidikan yang berhasil menjangkau hingga 34 provinsi.

Program-program tersebut antara lain:
1.         Pendampingan Sekolah dan Pengembangan Guru di Kecamatan Ciracap, Kabupaten Sukabumi (Donatur: JICA), 2008-2010
2.         Pendampingan Sekolah Berdaya di Sumatera Barat Pasca Gempa Bumi besar, 2010-2012
3.         Pelatihan Guru Cerdas Literasi (Donatur: Hypermart), 2010
4.         Pelatihan Guru Cerdas Literasi (Donatur: Majelis Taklim Telkomsel), 2009
5.         Pengembangan Sekolah Cerdas Literasi (Donatur: Trakindo), 2010-2013
6.         Pendampingan SMK Unggulan Bidang Alat Berat (Donatur: Trakindo), 2013
7.         Pendampingan Sekolah-Sekolah di Perbatasan Indonesia: 2012-2013
8. Pengiriman Guru-Guru SGI (Sekolah Guru Indonesia) ke berbagai wilayah pelosok atau 3T, 2014-2015
9. Membentuk School of Master Teacher di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Jawa, dan NTB, 2014-2020
10. Mengembangkan alat ukur performa Sekolah yang disebut MPC, 2012-2013
11. Mengadakan diklat kepala sekolah: Milenial Leader, 2019
12. Membangun kerjasama penyelenggaraan kelas Magister Manajemen Pendidikan Islam bersama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2016-2018
13. Mengembangkan model Sepuluh Kepemimpian Guru Indonesia dan Gerakan Transformasi Kelas  Ajar, 2018-2020

Guru Agung seorang Master Teacher Sekolah Guru Indonesia dan  GM Sekolah Kepemimpinan Bangsa yang mengelola Bestudi ETOS.ID dan Beasiswa Aktivis Nusantara (BAKTI NUSA).. Aktivitas Guru Agung program Dompet Dhuafa  sejak 2009 adalah SGI (Sekolah Guru Indonesia).Berikut ini adalah web-nya.
Berdasarkan pengalaman Guru Agung bekerja di lembaga kemanusiaan Dompet Dhuafa., terbiasa untuk mengajak para guru-guru yang mengabdi di daerah-daerah pelosok untuk menulis dan berkarya.  Di tengah keterbatasan kondisi geografis dan budaya, aktivitas menulis dan berkarya ini memiliki tantangan sendiri buat para guru-guru di sana.  Karena mereka memiliki beberapa kendala yakni : 1). gaya bahasa, ada beberapa istilah Bahasa Indonesia yang dimaknai secara berbeda di daerah, 2) penggunaan komputer, banyak yang belum mengenal MS Office, 3) listrik, di beberapa wilayah hanya menyala di malam hari, 4) ejaan yang (belum) disempurnakan.

Cara mengatasi kendala tersebut adalah dengan model pendampingan intensif.  Secara sabar para konsultan dan guru-guru relawan akan melakukan pendampingan dan bimbingan selama kurang lebih setahun.  Tentu ini bukan tugas yang mudah. Butuh kesabaran dari para relawan.
Ada beberapa ragam jenis kegiatan menulis dan berkarya yang biasa kita berikan kepada guru-guru di pelosok.  Outputnya tidak harus buku, ada yang berbentuk PTK, jurnal, media pembelajaran, puisi, dan lain sebagainya
Dompet Dhuafa sendiri dibangun oleh para jurnalis senior Republika di era-era awal. Sehingga setiap program yang kami kerjakan buat pemberdayaan guru di daerah harus memiliki produk buku atau tulisan.  Berikut contoh-contohnya:


Buku ini adalah kumpulan tulisan dari para guru terkait dengan inovasi pembelajaran yang telah mereka hasilkan, baik dalam bentuk inovasi metode ataupun media.  Ini murni diangkat dari  pengalaman-pengalaman mereka.  Terkait dengan percetakan, alhamdulillah semua dibiayai oleh donasi zakat yang dikelola oleh Dompet Dhuafa.  Buku-buku ini tidak diperjual belikan. Namun akan dibagikan secara gratis buat guru-guru di daerah lain yang membutuhkan.

Dompet Dhuafa mempunyai genre buku-buku yang lain. Sifatnya adalah kisah-kisah inspiratif dari para pejuang muda pendidikan yang mengabdi sebagai guru-guru di daerah pelosok.  Dua buku bercerita banyak tentang pengalaman para guru-guru muda yang mengajar hingga ke pelosok negeri.  Ada yang di kepulauan, ada yang di hutan dan pegunungan, bahkan ada yang di pelosok kampung.  Hampir semua buku-buku yang diterbitkan adalah antologi.  Ada juga guru yang masih muda meninggal dalam tugas di penempatan.  Saat sebelum meninggal, beliau sempat menulis buku. Akhirnya nama beliau kami abadikan menjadi nama sebuah penghargaan bagi guru-guru terbaik SGI, Jamilah Sampara Award.
 

Guru Agung memiliki cara yang unik untuk mengajari menulis. Yakni dengan menulis "Jurnal Perjalanan Guru". Jurnal ini wajib dikerjakan oleh setiap guru yang sedang mengikuti proses pembinaan di kampus SGI.  Setiap malam mereka harus menulis pengalaman mereka selama si siang hari. Modelnya bisa macam-macam. Ada yang curhat, sampai ada yang membahas suatu teori kependidikan dan kepemimpinan.  Setelah pagi tiba, sebelum beraktivitas dalam pembinaan, semua jurnal tasi dikumpulkan untuk diapresiasi dan ditanggapi.  Jadi ini bisa jadi semacam refleksi dan evaluasi.  Melalui jurnal ini, kita pun para pengelola dan dosen jadi tahu tentang perasaan dan pikiran yang tengah bergejolak di hati mereka.  Jika ada perasaan hati yang negatif, kita bisa langsung coaching atau konseling.  Ada yang rindu keluarga, ada yang sakit hati... macam-macam ceritanya.

Kebiasaan menulis jurnal harian ini, Guru jadi terlatih buat menulis.  Kalau kita tidak banyak baca, kita tidak akan  banyak menulis.  Ini melatih kepekaan literasi mereka.  Namun ini tentu tidaklah cukup, harus ada upaya lain, yakni banyak-banyak membaca.  Makanya kita adakan bedah buku rutin. Ada yang harian, ada yang pekanan.  Dalam proses pembinaan guru di SGI, setiap pagi kita ada apel.  Yang bertugas sebagai pembina apel (bergantian), dialah yang akan memberi kajian bedah buku, tidaak harus yang berat-berat, novel pun bisa.  Selain bedah buku, untuk memantau kemajuan bacaan para guru, setelah apel biasanya ada aktivitas "Semangat Pagi".Yakni memberi motivasi secara bergantian, dengan menggunakan kata-kata yang dinukil dari para tokoh.  Ini efektif juga buat meningkatkan kepekaan literasi buat para guru.  Guru Agung sangat percaya bahwa menulis buat para guru adalah lompatan dan percepatan peningkatan kapasitas, kompetensi, dan rasa percaya diri.
Nah ini adalah buku yang ditulis saya bersama Tim Makmal Pendidikan Dompet Dhuafa.




 
Buku ini merupakan kumpulan tulisan tentang cara-cara pengelolaan sekolah secara efektif dan efisien.  Guru Agung juga menjabata sebagai  konsultan sekolah di Dompet Dhuafa.
Rencana awalnya ini mau kita susun menjadi semacam kamus atau ensiklopedi pengelolaan sekolah.  Dompet Dhuafa punya beberapa program, salah satunya adalah School of Master Teachers  (SMT).  Saat ini tengah diselenggarakan di NTB, Sulsel, Sulbar, dan Sulteng.  Lama programnya adalah 3 hingga 4 bulan.  Tugas akhirnya adalah membuat PTK.

Ini contoh buku-buku yang kita release waktu akhir Ramadhan kemarin sudah tersedia on line, EduAction e-Book Dompet Dhuafa Pendidikan 2020⁣
Halo Sahabat Pendidikan, yuk tambah pengetahuan dengan mengunduh materi-materi terbaru dari para pegiat pendidikan Indonesia. Ada pembahasan menarik tentang kepemimpinan, parenting, sampai bagaimana langkah kita menghadapi Covid-19 yang ditulis oleh Ust. Harry Santosa, Sri Nurhidayah, Ivan Ahda, Asep Sapa'at, dan Guru Agung Pardini. Selain itu, Sahabat Pendidikan juga akan mendapatkan bonus ⁣
Guide Book Ramadan Sekolah Guru Indonesia⁣
Sila unduh dan donasi di :⁣
http://etahfizh.org/ebook⁣
Kami juga mengajak Sahabat Pendidikan berbagi kebahagiaan dengan siswa yatim dan marjinal dengan berdonasi baju lebaran untuk mereka melalui tautan http://etahfizh.org/campaigns/baju-lebaran/⁣⁣
EduAction #AkuKamuAksi Bersama Membangun Pendidikan Indonesia⁣
#eBook#ebooks #Eduaction #Pendidikan #DDPendidikan #P10DDPR⁣

Guru Agung tidak banyak menulis buku, tapi lebih senang menulis artikel atau naskah akademik untuk pengembangan program pendidikan di Dompet Dhuafa.  Sayangnya buku-bukunya sudah banyak yang habis versi cetaknya. Makanya diubah ke versi pdf atau e-book.
Sekarang ini saya tengah membuat gerakan Transformasi Kelas Ajar dan juga mengembangkan Sepuluh Kepemimpinan Guru.  Tulisan-tulisan Guru Agung  bisa dibaca di web SGI:www.sekolahguruindonesia.net.  Tulisan tidak harus berupa buku, namun bisa diwujudkan PTK, Jurnal Penelitian, Cerpen atau Puisi, modul, LKS, atau mungkin Kumpulan Bank Soal.  Guru wajib literat, bahkan multiliterat, apapun bentuk tulisannya.

Sepanjang pengalaman Guru Agung, berbisnis buku inspirasi guru ini masih minim peminat. Kecuali dalam bentuk semifiksi alias novel.  Beliau menyarankan , untuk para guru yang senang menulis buku seperti ini, sebaiknya model marketingnya adalah lewat jaringan komunitas. Ini lebih mudah dijual.  Sebagai misal, kalau di SGI, kita memfasilitasi penjualan buku-buku para member untuk ditawarkan kepada sesama member. Ditawarkan pakai pre-order dulu, bukan ready stock. Jadi pencetakan disesuaikan dengan pesanan.  Kalau buku-buku yang diterbitkan oleh Dompet Dhuafa sendiri biasanya  dibagikan (gratis) buat para guru-guru lain.  Jadi gampang laku, karena gratis.

Kesimpulan :
1.      Merangkai kata dalam bentuk tulisan ini bukan pekerjaan mudah. Kita mesti bersabar. Kalau mau lancar harus banyak membaca dulu.
2.      Cobalah menulis dengan apa yang sering kita pikirkan, kita lakukan, dan yang sering kita katakan. Buat mencari ide, butuh teman diskusi dan  butuh komunitas.
3.      Menulis ini melatih ketajaman pikiran dan memperhalus budi pekerti. Maka menulislah, maka engkau "ada".

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Penyaluran Sedekah Air Bersih

  Penyaluran Sedekah Air Bersih Selasa, 19 September 2023 PD Salimah Purbalingga bersama Laziz Jateng bekerja sama menyelenggarakan kegiatan...