Selasa, 12 Mei 2020

Menaikkan Omset dengan Storytelling


STORYTELLING


Belajar Menulis bersama Omjay hari Senin, 11 Mei 2020 memberikan materi suplemen mengambil judul Storytelling dengan narasumber Bapak Budiman Hakim, seorang penulis terkenal di kompasiana. Beliau merasa kaget juga karena ditodong Omjay supaya memberikan ilmunya tentang storytelling.  Marilah kita menimba ilmu bersama Bapak Budiman Hakim …


Apa sih storytelling itu?Storytelling gampangnya adalah MENDONGENG. Siapa yang pernah didongengin orangtua waktu kecil? Pasti banyak ya.
Nah, pernah suatu Pak Budiman mengajar di Laku Kopi Bintaro. Salah satu pesertanya ada yang berusia 70 tahun.  Coba bayangkan! Ibu itu usianya 70 tahun dan masih bisa mengingat dongeng yang dia dengar 65 tahun yang lalu. Ck…ck…ck…  Luar biasa kan?  Ibu ini mengaku dia sering didongengin. Hebatnya ibu ini masih inget cerita si Kancil yang dibacakan orangtuanya waktu dia berusia 5 tahun.

Hal inilah yang membuat pakar-pakar marketing berpikir.  Ternyata ini tidak hanya terjadi pada ibu itu tapi dialami oleh banyak sekali orang di dunia.  Setelah ditelaah lebih dalam, ternyata cara menyampaikan pesan melalui cerita memang adalah cara yang terbaik. Kenapa? “Kalo iya sebuah cerita mampu menanamkan pesan sedemikian dahsyat, kenapa cara mendongeng tidak dijadikan saja sekalian sebagai strategi marketing?”. 
Karena, ternyata, bercerita adalah juga cara Tuhan dalam menyampaikan pesan pada umatnya. Ini bisa kita lihat dan buktikan dalam semua kitab suci agama apapun. 


Sebelum kita membahas lebih jauh tentang storytelling, ada baiknya kita memetakan dan mempelajari macam-macam cara orang berjualan yang sering dilakukan orang.  Kita bisa saksikan bersama di video berikut ini :


Setelah melihat video tadi  kita bisa menarik kesimpulan:
CIRI-CIRI SEBUAH STORYTELLING
1. Kekuatannya ada pada cerita. Brand  sering muncul belakangan
2. Kalaupun brand muncul di depan kehadirannya menjadi bagian dari cerita itu    sehingga tetap tidak terlalu terasa bahwa itu adalah iklan
3. Brand terlihat muncul seperti btw tapi sebenernya kehadirannya kuat
4. Brand diperlakukan secara netral dan tidak sebagai hero
5. Nuansa iklannya hampir tidak terasa
6. SURPRISENYA TINGGI sehingga orang mau nge-share.

Cara berjualan dengan cara kasar dan menyakiti hati konsumennya.
1. ROUGH SELLING
Saat  kita datang ke rumahnya, ternyata mereka jualan.
Misalnya produk MLM. Mereka mengundang orang untuk datang ke suatu tempat cuma memberi tahu bahwa ada prospek bisnis. Begitu juga yang terjadi pada orang yang jualan asuransi. Cara berjualan seperti ini biasanya membuat orang jadi tidak bersimpati pada brand kita.  Seringkali salesgirlnya berjualan dengan cara yang memaksa sehingga kita jadi kesel dan marah.
2. HARD SELLING
Yang diteriakkan biasanya semua tentang kehebatan dan semua benefit yang ada di brandnya. Hard selling adalah cara berjualan dengan cara berteriak-teriak seperti tukang obat. Cara berjualan seperti ini biasanya sulit untuk dipercaya karena janjinya too good to be true.

3. SOFT SELLING
Cara berjualan secara halus dengan tone and manner yang elegan.  Meskipun caranya halus, orang tentu saja tahu bahwa itu iklan.  Cara berjualan seperti ini mungkin menyenangkan calon konsumen tapi karena tahu bahwa itu iklan, mereka sering enggan untuk nge-share.

Sebelum masuk ke model ke empat, marilah sejenak kita membaca cerita di bawah ini.
Because I’ve known you all my life

Because a red Rudge bicycle once made me the happiest boy on the street
Because you let me play cricket on the lawn
Because you used to dance in the kitchen with a tea-towel round your waist
Because your cheque book was always busy on my behalf
Because our house was always full of book and laughter
Because of countless Saturday morning you gave up to watch a small boy play rugby
Because you never expected too much of me or let me get away with too little
Because of all nights you sat working at your desk while I lay sleeping in my bed
Because you never embarrassed me by talking about the birds and the bees
Because I know there’s a faded newspaper clipping in your wallet about my scholarship
Because you always made me polish the heels of my shoes as brightly as the toes
Because you’ve remembered my birthday 38 times out of 38
Because you still hug me when we met
Because you still buy my mother flowers
Because you’ve more than your fair share of grey hairs and I know who helped put them there
Because you’re marvelous grandfather
Because you made my wife feel one of the family
Because you wanted to go to McDonalds the last time I bought you lunch
Because you’ve always been there when I need you
Because you let me make my own mistakes and never said “I told you”
Because you still pretend you only need glasses for reading
Because I don’t say thank you  as often as I should
Because it’s father’s day.
Because if you don’t deserve Chivas Regal, who does?

4. COVERT SELLING
Covert Selling adalah cara beriklan dengan cara menyembunyikan brandnya.  Cara berjualan seperti ini biasanya tidak disukai oleh Team Marketing.  Kenapa demikian?  Orang tidak tau dan tidak merasa bahwa itu iklan.  Karena mereka merasa apa gunanya bayar mahal-mahal kalo brandnya disembunyikan?  Orang merasa gak keberatan nge-share karena merasa itu bukan iklan.
Mereka tidak tahu bahwa covert selling adalah cara yang paling ampuh untuk mendapatkan share...

STORYTELLING ADA DI MANA DONG?
Storytelling ada di antara soft selling dan covert selling.  Storytelling ada di irisan antara soft selling dan covert selling.  Diharapkan sebuah storytelling, komunikasinya bisa halus dan elegan seperti soft selling tapi juga sekaligus mampu mendapatkan share sebanyak mungkin seperti covert selling.


CONTOH STORYTELLING DALAM TEKS

PUYUNGHAY SIALAN

Habis benerin NOTE-5 di North bridge PIM saya mampir ke bakmi GM kangen sama Puyunghay yg menurut saya memang nomer satu di dunia.  Saya order sepiring nasi goreng dan seporsi Puyunghay.
Sambil menunggu puyunghay tiba saya foto2 nasi goreng sepuasnya. Takut keburu dingin saya makan nasi goreng dikit-dikit sambil nunggu puyunghay.
Sialnya sampai nasi goreng habis Puyunghay sialan itu belum juga tiba. Lalu saya pakai jurus pamungkas yg selalu berhasil. Saya panggil waiter lalu saya bilang "Order Puyunghay saya batalkan, saya minta uang kembali"

Lalu saya dengar ribut2 dari arah dapur dan sekejap kemudian Puyunghay sialan itu terhidang.
"Bungkus" kata saya setengah membentak. 2 menit kemudian saya keluar dari resto bakmi GM menenteng bungkusan Puyunghay sialan itu.
Kalau puyunghay ini rasanya sedang2 saja barangkali saya sudah kapok balik dan bakmi GM saya masukkan ke Brand Hell.  Sayangnya puyunghai bakmi GM memang enak tenan. Sialaaaan!

Oleh: Subiakto Priosoedarsono

STORYTELLING DALAM BENTUK IMAGE
Coba liat iklan ini. Hanya mengandalkan gambar yang bercerita. Tidak ada satu huruf pun di sana kecuali kata-kata dalam sachet.

BRAND adalah apa yang orang CERITAKAN tentang kita.

MEMASARKAN PRODUK ATAU BRAND DI SOCIAL MEDIA.
Jadi, apapun bisnis kalian, konsumen harus mempunyai pengalaman unik untuk diCERITAkan pada komunitasnya.  Nah, persoalannya adalah bagaimana kalau ternyata produk kita tergolong generik?
Setelah dipikir-pikir ternyata brand kita tidak ada bedanya dengan brand kompetitor. Repot juga, kan?  Kalau itu yang terjadi maka KITA PERLU MENCIPTAKAN SESUATU sehingga konsumen tetap mempunyai pengalaman yang menarik UNTUK DICERITAKAN. Caranya bagaimana?
Pak Budiman memberikan contoh Starbucks sebagai perusahaan asing dan beberapa owner kuliner yang bisa dijadikan contoh menciptakan brand di sosial media.

Iwan SJP adalah teman Bapak Budiman.  Dia pergi ke Starbucks mengajak seorang temennya bernama Abigail.  Seperti kita ketahui, setiap kali kita memesan kopi, baristanya akan menanyakan nama pembeli lalu mereka tuliskan di atas cup kopi kita.
Iwan kecewa berat, 'Perusahaan multinasional kok bisa salah menuliskan ejaan?'
Nah, masalahnya, Barista tersebut salah menuliskan spellingnya. Karena kesal Iwan SJP memotret cup bertuliskan nama yg salah tersebut dan mempostingnya di FB.

Kenapa kok bisa begitu, ya? Nah, ini yang kocak!
Iwan tidak mengetahui bahwa Barista tersebut ternyata menulis dengan ejaan yang salah secara sengaja.  Starbucks sedang memberi konsumennya bahan untuk diceritakan. Tanpa disadari orang yang terjebak itu telah menjadi brand ambassador gratisan.
Marilah kita melihat video berikut ini untuk memperjelas pemahaman kita.

Strategi ini sudah sangat biasa dilakukan oleh orang di seluruh dunia baik itu artis atau politisi. Satu hal yang perlu dicatat bahwa di era digital, orang tidak takut melakukan hal yang cenderung negatif dalam berkomunikasi.  Buat mereka mendapat liputan itu jauh lebih penting dari nama baik...
Sebuah ungkapan yang sangat tabu dalam dunia periklanan dan branding sebelum jaman digital.

Kalo kita perhatikan di video tadi, Sang Barista tanpa merasa bersalah mengatakan, "I am fucking with you."
Digital telah memporaporandakan tata nilai, norma sampai bahasa.

Omongan teman beliau ini salah besar.
Seorang teman pernah berkata, “Gak usah heran, Om Bud, Starbucks mah duitnya banyak. Jadi mereka bisa dengan mudah membayar orang pinter untuk membuat strategi marketing seperti itu. Orang Indonesia mah jangan diharepin. Boro-boro membuat strategi seperti itu, kepikiran aja kagak.”
Banyak sekali dtemukan orang-orang lokal yang membuat strategi jenius dan tidak kalah sama strategi Starbucks di atas.  Hebatnya lagi mereka adalah pebisnis-pebisnis skala kecil dan menengah.
Contohnya :
1. SOTO GEBRAK
Apakah kalian pernah mendengar Soto Gebrak?
Boleh percaya boleh tidak, soto gebrak buat saya rasanya biasa aja. Soto Ambengan Pak Sadi di Jalan wolter Monginsidi rasanya jauh lebih enak. Soto Kudus di Jalan Wijaya 1 lebih gurih, Soto Mie di Jalan Pinangsia lebih mantap dan Soto Betawi Pondok Pinang lezat bukan main walaupun harganya terhitung mahal.
Tapi toh saya tetap menceritakan pengalaman saya makan di Soto Gebrak. Kenapa?
Setiap kali temen saya ngajak makan siang, saya sering banget mengajak mereka makan di sana, terutama yang belum pernah ke tempat itu.
Ketika kita memesan soto, maka kokinya akan membanting botol kecap ke atas kayu yang dilapis seng. Setiap kali botol digebrakkan ke meja maka akan terdengar suara yang sangat memekakkan telinga. Hahahahaha kocak ya?
Jadi kesimpulannya bahwa pemilik soto gebrak ini menyadari bahwa rasa sotonya tidak cukup kuat untuk diceritakan oleh konsumennya.
Kenapa mereka diajak kesana padahal makanannya gak begitu enak? Karena beliau ingin supaya dia kaget seperti beliau pertama kali. Karena mereka akan punya sesuatu untuk diceritakan.
Keunikan dari owner Soto Gebrak menciptakan gimik dan merekayasa sesuatu supaya konsumennya punya pengalaman untuk diceritakan. Artinya, owner soto gebrak ini secara intuisi telah menciptakan strategi marketing keren yang tidak kalah seperti yang dilakukan oleh perusahaan multinasional sekelas Starbucks.

2. SIOMAY PINK
Pernah ga kalian mendengar Siomay Pink?
Siomaynya sih biasa-biasa aja seperti siomay pada umumnya. Yang berwarna pink adalah benda-benda lain di luar siomay.  Dulu dia sering nongkrong di Jl. Jend. Sudrman, Jakarta pas car free day. Biasanya dia suka mangkal di setia budi atau di Bundaran HI.
Pak Budiman sering ke Car Free Day bersama anak-anak dan isterinya.
“Nah, supaya kita tidak terpisah, biasanya kami menetapkan Siomay PINK sebagai meeting point.”
Beliau sering makan di sana dan rasanya kembali tidak membuat puas.  Rasanya sih biasa aja tapi karena berfungsi sebagai meeting point, akhirnya beliau  tetep nongkrong di situ dan membeli beberapa siomay untuk menyenangkan hatinya.
Penjual siomay bernama Bapak Sriyono asli dari Klaten.
Inilah kisah lain tentang penjual yang melatarbelakangi nama Siomay Pink.  Ternyata warna pink adalah warna favorit anaknya yang bernama Peksi Safira Miradalita.  Tragisnya, Pak Sriyono tidak diizinkan untuk bertemu dengan anaknya itu. Nah loh, sebuah cerita lagi, kan? Pak Sriyono bercerai dengan istrinya ketika Peksi baru berusia 3,5 tahun.
Langsung hatinya tersentuh sekali mendengar cerita itu. Beliau tidak bisa membayangkan kalau tidak bisa bertemu dengan anak sendiri seperti yang dialami oleh Pak Sriyono.  Sejak itu, setiap kali pergi ke Car Free Day, beliau  selalu membeli dalam jumlah banyak dan memakan juga Siomay Pinknya.
Tapi ingat! Pak Budiman  ke sana bukan karena siomaynya. Siomaynya gak enak! PAK BUDIMAN KE SANA KARENA CERITANYA. Luar biasa kan pengaruh sebuah CERITA?

3.  BAKSO MERCON

Ternyata marketing memang butuh storytelling supaya penggemar produknya semakin meningkat.  Di daerah saya, Purbalingga juga ada kuliner khas namanya BAKSO MERCON.  Dari namanya saja, tentu kita sudah terbayang bagaimana rasa dari bakso tersebut.  Ternyata dijual dengan berbagai varian, ada bakso jamur, bakso mercon, bakso mercon daging sapi ataupun bakso telur puyuh.  Bakso Mercon berpusat di Walik Kutasari Purbalingga.  Jika Anda berkunjung ke Sanggaluri Park atau ke Kolam Renang Tirta Asri Walik tentu akan tahu lokasi ini. 
Usaha ini memiliki cabang di daerah, setahu saya ada 4 cabang.   Orang yang akan memakan bakso tersebut tentu sudah bersiap dengan minum dan tissu yang banyak karena rasanya sangat pedas.  Sambalnya dibalut di dalam bakso.  Ketika bakso kita gigit..wah langsung terasa pedasnya.  Bibir memerah, hidung berair dan air mata bisa menetes..merasakan sensasi pedasnya.

Seorang  melakukan hal negatif kemudian disorot media adalah hal lumrah dalam menjalankan strategi bisnis. Ya seperti kisah selebritis. Mengapa demikian?  Digital memang telah melakukan disruption luar biasa. Semua peradaban berubah. Suka gak suka kita harus menerimanya.
Misalnya Fadli Zon, Fahri Hamzah dan Rocky Gerung. Mereka sengaja menempatkan diri sebagai tokoh antagonis atau untuk memenuhi tuntutan pasar. Karena mereka tahu setiap talkshow politik, pasti formatnya sama. Dua kubu diadu untuk berargumentasi.
Ketiga orang tersebut memilih sisi antagonis karena sisi protagonis terlalu banyak pesaing. Dan ternyata strategi mereka tepat. Mereka jadi langganan ILC dan talskshow2 selalu mengundang mereka. Begitulah yg terjadi di social media...
Jadi pointnya adalah di dunia digital bukan tentang positif atau negatif. Tapi yang penting dapat liputan (Exposure) sebanyak mungkin.

Cara ini sudah lama dilakukan oleh Syahrini. Dia sering bikin video norak seperti maju mundur maju mundur.... Itu video sengaja dibuat untuk memancing netizer agar membully Syahrini.
Dengan kata lain, apakah ini yang disebut market dalam bentuk merangkai cerita untuk sebuah eksistensi, tanpa peduli akan adanya "kegaduhan"?  Jadi dibully pun gak masalah. Yang penting exposure. Coba liat tweet2nya ketiga orang di atas. Liat komen2 yg ada. 75% isinya bully-an semua. Apakah ketiga orang itu terganggu? Justru mereka bersyukur merasa pancingannya dimakan umpan.
Pokoknya pointnya sederhana: Bagaimana mendapatkan exposure sebanyak mungkin.  Kata kuncinya exposure.
Makanya ada kata bijak yang bilang, "Popularitas seseorang di social media dapat diukur dari seberapa banyak haters yang dimilikinya." Semakin banyak.  Semakin kesohor.
Di dunia bisnis marketing, ada aturan tentang layak tidaknya iklan tayang. Kalo di traditional media seperti TV, Radio dan koran pasti ada. Selain dari medianya sendiri, iklan TV juga harus lolo sensor dari BSF. Kalau di digital tidak ada sensor sama sekali.

Waktu sudah menunjukkan persiapan untuk berbuka puasa, dan sebagai penutup Pak Budiman Hakim memberikan pesan :
“Teman-teman sekalian, sering-sering berselancar di social media. Lalu pelajari segala seluk beluk di sana. Tapi hati-hati, jangan terpengaruh sama konten hoax dan fitnah ya. Sosial media itu seperti pisau. Bahaya atau tidaknya tergantung bagaimana kita menggunakannya. Selamat berbuka puasa. Semoga Tuhan makin sayang sama kita. Aamiin”…

Dengan storytelling dapat ditarik kesimpulan bahwa kita bisa menceritakan sesuatu dari yang kita lihat walaupun itu tidak ada keterangan apapun, jadi kita akan  menemukan informasi yang tersirat dan menuangkan menjadi sebuah tulisan.  Semoga apa yang disampaikan menjadi bekal buat kita semua dan semakin barokah rezekinya.


4 komentar:

Penyaluran Sedekah Air Bersih

  Penyaluran Sedekah Air Bersih Selasa, 19 September 2023 PD Salimah Purbalingga bersama Laziz Jateng bekerja sama menyelenggarakan kegiatan...