Jumat, 08 Mei 2020

Menulis Buku dengan 4R, Catatkan Sejarahmu

BELAJAR MENULIS GEL.9 PERTEMUAN 20 


Materi kuliah Rabu, 8 Mei 2020 bertema “Menulis Buku dengan 4R, Catatkan Sejarahmu” bersama Ibu Farrah Dina, M.Sc pendiri Tangga Edu. Beliau lahir di Jakarta, 17 Maret 1980, seorang pendidik, pelatih guru dan penulis. Sarjana terbaik dari Institut Pertanian Bogor Jurusan Gizi Masyarakat dan Sumberdaya Keluarga dan menyelesaikan studinya, Master of Science in Multidisciplinary Studies (2007) di State University of New York, College at Buffalo. Tahun 2014 mengantarkan beliau menjadi perwakilan Teacher Training Program Jurusan Curriculum Theory di Tokyo Gakugei University, Tokyo, Jepang. Karyanya sudah mencapai 20 judul buku, berkaitan dengan pendidikan untuk guru & orang tua serta buku-buku bergambar untuk anak. Sebelum berlanjut, kita diajak melihat tautan youtube berikut yang berisi materi kuliah siang hari ini.


Menurut Ibu Farrah Dina ,tentunya seorang ingin dikenal selama hidupnya melalui catatan sejarahnya. Melalui tulisan, kita bisa abadi sepanjang masa. Seorang matematikawan Perancis mengatakan membaca buku sama dengan berbicara dengan orang di masa lalu. Menerbitkan buku dengan membuat buku adalah dua hal yang berbeda. Menerbitkan buku saat ini bisa dilakukan siapa saja. Menjadikan buku ke penerbitan adalah sebuah akibat dari sebuah karya yang baik. Tapi jangan dijadikan itu sebagai awal tujuan atau rencana. Jadikan itu sebagai tantangan. Tetapi yang paling penting adalah bagaimana kita menulis dan mengeluarkan pikiran kita. 

Ibu Farrah Dina menuturkan dalam menulis sampai menerbitkan buku ada 4 R yang perlu diperhatikan. 
1. Renjana 
Renjana bisa diartikan bentuk terjemahan “passion” dalam Bahasa Indonesia. Passion adalah sesuatu yang sangat menarik buat kita, sesuatu menjadi pemikiran kita. Tepatnya menjadi hal-hal yang jika kita melakukan, itu terasa mudah, nyaman dan menyenangkan. Jadi mulai dari sesuatu yang memang sesuai dengan renjana kita. Mulailah dari sesuatu yang memang kita kuasai dengan baik sehingga akan mengalir kata-kata yang menarik. Kalau kita suka novel maka tulisan kita akan cenderung fiksi dan kalau tulisan kita dominan penelitian, maka tulislah jenis cerita non fiksi. 
Ibu Farrah mengawali menulis dengan renjana buku cerita anak. Karena sulit mencari buku anak yang berkualitas, ada tetapi mahal karena harus impor. Sejak itu beliau berpikir menentukan passion untuk menulis cerita anak yang berkualitas untuk memajukan pendidikan anak Indonesia. 

2. Rutin 
Bukan hanya rutin menulis tapi yang lebih penting lagi adalah rutin membaca. Dengan rutin membaca akan menjadi sesuatu yang otomatis menjadi bahan tulisan. Apa pun yang kita lihat dan kita alami kita ingin menjadi sebuah bahan bacaan sehingga kita akan termotivasi untuk menulis. Ketika kita banyak membaca maka otak akan penuh dengan tulisan. Karena kata-kata saat membaca tidak sama dengan kata kata lisan. Jadi kosakata membaca berkaitan dengan kosakata menulis. 

Demikian juga saat dengan lisan, ketika kita mendengar kita ingin mengucapkan kembali. Sama halnya ketika kita membaca kita ada keinginan untuk membuat bentuk tulisan yang lain. Menulis hebat adalah mereka yang selalu menyiapkan waktu khusus dari tempat khusus untuk terus menulis. Untuk membentuk sebuah rutinitas itu perlu adanya kegiatan menulis. Saat di perjalanan bisa merekam menggunakan alat perekam berupa catatan, handphone. Setelah terkumpul catatan-catatan yang merupakan bank-bank cerita, lalu bisa kita bukukan menjadi sebuah tulisan yang menarik. 

3. Review 
Setelah kita punya kumpulan tulisan, maka selanjutnya adalah mereview. Mereview adalah membaca berulang-ulang. Saat menulis catatan kita tidak perlu mengedit, biarkan saja supaya mengalir dengan mudah. Tulislah sesuai genre kita sehingga akan terasa mudah. Dengan mereview akan diketahui jalan pikiran dan sasaran atau market yang menjadi target tulisan kita. 

4. Ruang bagi pembaca 
Buku yang akan kita tulis hendaknya sudah jelas mau ditujukan kepada siapa sasarannya. Kerangka pikiran apa saja yang mendukung tulisan kita. Ruang pembaca diartikan sebagai penulis memerlukan umpan balik dari pembaca. Mintalah mereka mengungkapkan apa yang harus diperbaiki dari buku tersebut dan bagian mana yang tidak menarik. Dari hal itu dapat diketahui kelemahan buku. 

Ada beberapa pertanyaan yang diajukan peserta dalam kuliah kali ini. Berikut kami sampaikan pertanyaan dan jawabannya.  

Apakah kita harus melalui tahapan 4R itu agar buku yg diterbitkan berkualitas?Nani,Bogor *Jawaban* 
Bu Nani yang bersemangat, tidak selalu seperti itu. Ini dirangkum dr pengalaman2 penulis yg hebat yg sudah menerbitkan banyak buku dan disukai. Mereka akan menulis yg betul2 sesuai dgn renjananya lalu terbiasa menulis (rutin). Pada awal menulis buku, jangan kita dipusingkan dengan editing & lain2nya yg nanti justru akan menghambat jadinya sebuah naskah. Tapi setelah itu, baru dilakukan review berulang (dan ini proses panjang). Seringkali bahkan naskah final sangat berbeda dr naskah awalnya... Kekuatannya di review ini. Untuk ruang pembaca, tujuan kita menulis adalah untuk dibaca jadi perlu mendengar masukan dari pembaca juga.... Tapi jangan sampai kita juga hanyut menulis hanya untuk memenuhi kebutuhan pembaca, nanti tidak timbul kebahagiaan. Selamat terus menulis... 

Ini Bu Beni Bojonegoro, tanya bagaimana teknis / langkah mengubah tulisan dr best practice menjadi tulisan populer? terima kasih 
*Jawaban* 
Ibu Beni dari Bojonegore yang saya hormati, pertanyaan yang sangat menarik. Banyak buku-buku yang sekarang best seller adalah buku2 ilmiah tapi disajikannya dalam bentuk populer tidak penuh dengan data-data yang memusingkan. Sebaiknya ibu membaca contoh buku2 populer yang berdasarkan pendekatan ilmiah... Dari buku-buku ini yang saya perhatikan mereka akan membahas "Permasalahan" lalu "jawabannya" dgn sedikit2 memasukkan teori2 pendukung. Jadi yang dibahas bukan teroinya, ada unsur emosi kuat yang dibangun sehingga ada konektivitas dengan pembaca. Beberapa contoh buku ilmiah dibuat populer (maaf yang terbayang saat ini buku2 terjemahan), seperti: Good to Great (penelitian dari 500 perusahaan sukses dunia, The Miracle of Endorphin (pendekatan psikologis untuk metode pengobatan), The Leader in Me (praktik-praktik di sekolah yang menerapkan 7 Habit). Bagaimana menampilkan "voice" pada buku populer atau membangun emosi, misalnya dengan memasukkan isi wawancara, atau data-data non formal yg lebih hidup. 

Assalamualaikum. Saya Siti Fatimah dari Mojokerto. Sebagai pemula saya masih bingung menentukan passion saya dimana. Bagaimana kita mengetahui passion kita dengan mudah. Wa alaikum slm wr wb..
Jawaban
Ibu Fatimah, tidak sedikit orang yang merasakan hal yang sama dengan ibu. Memang ada orng-orang yang dari awal sudah tau apa bidang menulis yang akan digelutinya dan ada juga yang butuh waktu. Cara paling ampuh adalah dengan terus menulis, nanti akan kelihatan kecenderungan kita. Bahkan, dengan mengumpulkan bank tokoh, situasi, pengalaman ke dalam bentuk rekaman/tulisan pun nanti akan terlihat apa yang menjadi renjana kita. Kita bisa lihat dari bank yang sudah kita kupulkan, apa sih yang menarik untuk kita yang mendorong kita untuk mengungkapkannya, nah itulah renjana kita. Cara lain paling mudah mengetahuinya adalah dengan melihat mana tulisan yang paling cepat saya selesaikan dan kita merasa mudah. 

Assalamualaikum, saya Warsih dari Kota Tangerang. Mau menanyakan tentang pembuatan buku anak-anak. Misalnya kita menulis berdasarkan apa yang kita lihat, kemudian kita tambahkan dengan khayalan dan imajinasi kita boleh tidak. Jadi tidak pyur fiksi. Nah yang sperti itu termasuk kategori buku apa Bu. Trimakasih Wa alaikum slm wr wb...
Ibu Asih pecinta buku anak, boleh sekali memasukkan imajinasi ke dalam buku anak. Justru imajinasi itu kekuatan dari buku anak. Seperti binatang berbicara, anak pergi ke ruang angkasa, berteman dengan robot, itu adalah imajinasi. YAng tidak boleh adalah takhayul dan imajinasi yang mengandung kekekrasan. Saya pribadi keberatan dengan anak durhaka menjadi batu, siasat membuh raksasa seperti dalam legenda asal usul Danau Batur, dll. Sikap jahat akan ada akibatnya, dan bisa dalam bentuk imajinasi tapi sebisa mungkin berkaitan dengan perbuatannya & tidak berlebihan. 

Assalamualaikum... Saya ika siswati dari kota tangerang mau bertanya apa yang ibu lakukan sehingga dapat menemukan passion ibu yaitu menulis buku anak? Wa alaikum slm wr wb... 
Saya menemukan renjana saya berawal dari pendidikan sy di Amerika & Jepang yang di mana mereka sangat serius memikirkan buku anak. TIdak halnya di Indonesia. Sebenarnya ini juga berawal dari kebutuhan, saat di Jepang anak saya masih TK dan akan kembali ke Indonesia masuk SD. Jadi saya harus mengajarkan membaca. Sy minta dikirimkan buku2 dari Indonesia tapi saya tidak puas. Lalu saya menulis buku sendiri dan ternyata itu menyenangkan buat saya dan saya merasa bisa memberi solusi pada permaslaahan yang ada. Selanjutnya saya juga melakukan penelitian di bidang membaca usia SD, dan salah satu hal yang dibutuhkan adalah buku anak berkualitas. Di pasar, buku anak berkualitas itu biasanya harganya mahal. Ini yang menjadi motivasi besar, menciptakan buku-buku berkualitas dengan harga terjangkau. Ini yang menjadi motivasi terbesar dan itulah passion saya... Walaupun saya tetap memaksakan diri untuk terus menulis genre lain. Karena rutinnya saya menulis buku anak dan pendidikan, saya agak meninggalkan bentuk tulisan ilmiah. Pada saat saya mengalami ini, saya "memaksa" diri saya untuk mengirimkan rencana penelitian utk mendapat beasiswa. Denagn tenggat yang jelas akan jadi motivasi untuk kita. Ini juga perlu dilakukan. Alhamdulillah dengan research plan yg sy buat, sy bs diterima di univ di jepang. 

Pertanyaan buat Bu Farrah Ibu masih muda sekali...dan tentunya bersemangat, apa yang melatarbelakangi ibu mendirikan Tangga Edu dan juga bisa menjadi penulis.Terima kasih.Rachmi Banyuwangi 
*Jawaban* Ibu RAchmi yang juga pastinya bersemangat, jawabannya sama dengan pertanyaan kelima ya bu.... Yang menjadi motivasi sy adalah bagaimana memberi manfaat sebesar mungkin untuk negri Indonesia tercinta ini... Sama dengan BApak & Ibu semua... 

Slmt siang ibu Farrah, Bagaimana memanage 4 R ini agar menjadi sebuah kesatuan utuh untuk saling melengkapi dalam menulis? Yulius Roma-Tana Toraja. Tks 
*Jawaban* Pak Yulius dari Toraja, LAKUKAN... itu kunci utamanya pak... Dengan melakukan maka saya yakin Bapak akan menemukan polanya tersendiri. Yang perlu diingat adalah di awal, tulis dulu apa yang mudah untuk kita, tapi perlu dipaksakan juga agar menjadi rutinitas. Dengan begitu kita akan sangat terbiasa.... Saat ingin dipublish ke orang lain, maka perlu dilakukan review berulang-ulang. Jangan lakukan review saat menulis di awal, karena nanti tidak akan jadi karya krn kita berkutat dengan banyak hal. Selamat menulis 

 Assalamualaikum Bu Dina,,, saya Candra dr Langkat Sumatera Utara...trmksh formula 4R..sngat mmbntu untuk sy sbgai yg br bljr untuk mnulis...prtnyaan saya Bu...mnrut ibu apakah seorang penulis harus fokus pada satu passion atau genre tulisan agar tulisannya btul2 baik...dan mmg ada tdk pngruh taste/rasa tulisan seseorang yang suka mngrjkn dua tulisan(fiksi dn non fiksi) secara bersamaan? Trmksh bu🙏😊 
Wa alaikum slm wr wb... Pak Candra dari Langkat yang bersemangat menulis, ini menarik sekali untuk didiskusikan... Sebagai awal, tulis dulu sesuatu yang mudah bagi kita, yang sesuai dengan renjana kita, yang kita senang saat menuliskannya. Ini gunanya untuk memberi reward terhadap diri sendiri. Dengan jadinya naskah yang kita sukai, itu akan menjadi bahan bakar bagi kita untuk terus menulis. Jika di awal kita sudah tidak cukup motivasinya, maka akan terhmbat, Tulislah sesuatu yang benatul2 isi kepala atau hati kita yang ingin disampaikan ke orang lain. Selanjutnya, kita menyesuaikan diri dan bisa menulis dengan genre apapun, tentu dengan latihan dan pembiasaan. Bahkan kita pun harus bisa menulis sesuai dengan kebutuhan pembaca... Ini yang nantinya perlu dikuasai setelah kita menguasai sedikit hal yang menjadi kekuatan utama kita. Semangat menuli 💪

Nama : Munandar, Kabupaten Sumba Timur Yth. Ibu Farrah, bagaimana cara awal untuk mengetahui passion seseorang? terimakasih 
"Jwaban" Pak Munandar dari Sumba, jawabannya sama dengan pertanyaan no. 3 ya pak.... (silahkan dilihat). Kalaupun belum mengetahui pasiion nya saat ini, yang penting adalah menuliskan sesuatu yang betul2 kita merasa menikmati dalam menuliskannya...  

Assalamualaikum ibuk Farrah dina , perkenalkan sy Syukri dari SMAN UNGGUL Dharmaraya Padang, Perkenankan saya bertanya ttg pengalaman ibuk Farrah dalam tulis menulis ibu mengatakan ada 4 R, salah satunya adalah Renjana, saya kurang pahan dari bahasa apa itu Renjana dan mengapa ibuk letakkan di poin paling atas, Sekian wasalam 
*Jawaban* Pak Syukri, renjana adalah passion, ketertarikan kita pada satu hal yang kita akan mengerahkan energi kita untuk itu dengan senang hati. Menulis sesuatu yang sesuai dengan renjana kita, itu akan menjadi kekuatan di awal. Manusia memerlukan reward langsung. Saat kita menulis sesuatu yang sesuai dengan minat kita, maka kita akan menikmatinya & hasilnya pun akan cepat jadi. Hasil tulisan yang jadi ini menjadi reward sendiri untuk kita sehingga kita akan terus termotivasi untuk menulis. Setelah itu, barulah berkreasi dengan berbagai genre agar kita menguasai menulis berbagai hal... Trm ksh 

 Mat sore Bu Farrah, bagaimana caranya agar dapat menerima tanggapan pembaca yang negatif pada tahap ruang bagi pembaca? Bagaimana tips mengubah penulisan ilmiah menjadi penulisan populer? Benny Belang. Kupang-NTT. 
*Jawaban* PAk Benny dari NTT, menerima tanggapan negatif memang tidak mudah. Jangan sampai juga itu medemotivasi kita dan menghilangkan jati diri kita. Saat kita mendengar tanggapan pembaca, yang perlu kita tahu sebenarnya adalah penangkapan pembaca terhadap hasil tulisan kita. Apakah sama seperti apa yang ingin kita sampaikan? Jika berbeda, apa yang berbeda (tentu perlu ada ruang imajinasi yang berbeda antara pembaca dan penulis). Kemudian "keseluruhan" atau "detail" apa yang tidak disuka. Kalau tidak suka karena selera yang berbeda, maka bisa jadi pelajaran bahwa org dgn persona seperti dia bukanlah target pembaca kita. Jika tidak sukanya karena "persepsi" atau "terjemahan" yang berbeda dari yang sebenanrnya ingin kita sampaikan, maka mungkin ada penulisan yang perlu diperbaik. Untuk buku ilmiah ke populer, ada pada jawaban no. 2 

Assalaamu'alaikum bu farah...td ibu menjelaskan tahapan menulis 4R. Yg pertama renjana (passion). Pertanyaan saya kalau saya merasa renjana (passion) sy membuat buku pelajan fisika. Apakah berarti sebaiknya saya menulis buku pelajaran fisika sj? Krn sy kalau mencoba menulis buku fisika terasa lebih ringan dibanding mencoba menulis artikel dll. Sri indayani sman 1 paciran 
*Jawaban* Bu Sri sang fisikawan, untuk tahap pertama maka sebaiknya ibu pilih buku fisika. Ini untuk menciptakan reward bagi diri kita di awal agar kita terus termotivasi untuk menulis. Namun setelah itu lebarkanlah sayap... Coba buat artikel lain yang tetap mengaitkan dengan fisika (ilmiah menjadi populer) dan berkreasilah dengan genre2 lain... Sebagai tambahan, dapat dibaca pada jawaban pertanyaan kedelapan. 

 Assalamualaikum bu fara..saya belum pernah menulis buku namun saya sering melakukan penelitian dan ada beberapa yang saya publikasikan. pertanyaan bagaimana cara mudah menulis buku sebagai pemula seperti saya karena bebrapa kali saya coba selalu gagal. terima tas pencerahanx. fitran _mataram 
Wa alaikum slaam wr wb... Pak Fitran yang suka meneliti, MULAI SAJA DULU (seperti iklan di tv yaa...). Ini yang paling penting. Jika memang tertarik dengan penelitian, coba ambil salah satu sudut dari penelitiannya untuk dijadikan artikel (bukan keseluruhan penelitian). Ambil sisi yang dapat dibangun konektivitasnya pada pembaca secara umum 

 Saya M. Rasyid Nur dari Karimun Pertanyaan: Sebelum menentukan R(uang) pembaca apakah kita perlu meneliti atau survey untuk calon pembaca buku kita. Lalu, bagaimana sebaiknya jika kita berharap pembacanya tidak terlalu spesifik? 
*Jawab* Pak Rasyid, pada tahap awal kita menulis maka sebaiknya kita menulis untuk tujuan diri kita. Apa yang ingin kita sampaikan. Agar keluar jati diri kita sambil kita melihat yang cocok dengan tulisan kita itu pembaca yang bagaimana. BAru kemudian kita berkembang, mulai menulis berdasrkan "pesanan" artinya kita tentukan dulu sasaran pembacanya. Misalnya menulis untuk remaja maka ada bahasa2 yang perlu disesuaikan, maka kita menulis dengan "frame" pembaca di kepala kita... Nanti kita minta pendapat dari pembaca yang dituju sesuai sasaran. 

 Salam sejahtera ibu Farah Menulis buku anak itu tentu untuk membangkitkan minat maka perlu gambar. Apakah ibu menggambar sendiri atau menggunakan jasa? Atau adakah cara lain mendapatkan gambar. Buku Anak bagi saya itu suatu kesulitan. Saya sudah mencobanya. Terbentur pada gambar, termasuk bila harus meminta izin. Terima kasih bila ada tips yang berbeda. Salam Literasi dari Timor (Roni Bani) 
Salam Bapak Roni, saya membuat buku anak dengan desai berjenjang di awal. Mulai dr pembaca pemula yang hrs penuh dengan gambar. Untuk ini tentu saya bekerja sama dengan ilustrator. Byk komunitas2 ilustrator saat ini, termasuk di medsos. Tapi pada jenjang yang lebih tinggi, buku anak akan lebih sedikit gambarnya bahkan tidak bergambar (novel anak). NAnti bapak tentukan saja di jenjang mana BApak ingin menuliskannya. JIka tertarik lebih lanjut, akan ada workshopnya oleh Tangga Edu, silahkan ikuti media sosialnya IG @tanggaedu & FB Tangga Edu untuk info terkini. 

Deni di Cimahi Ijin bertanya. Ada yang bilang menulis buku anak itu lebih menantang atau sulit. Terutama bahasa yang digunakan musti sesuai dengan bahasa dunia anak. Bagaimana kiatnya? *JAwab* Sulit atau tidak sangat relatif. Tapi mungkin karena kita terbiasa dengan bahsa dewasa. Kuncinya adalah sering mendengarkan anak berbicara & memberikan buku kita pada anak agar kita tahu responnya... Kemudian bisa kita evaluasi. Saat menulis untuk dewasa, apa yang kita tuliskan akan ditangkap sama oleh pembaca. Tidak demikian dengan anak, hal sederhana saja bisa dipersepsikan berbeda, tidak sama dengan apa yang kita maksud. 

 Assalamualaikum Ibu Farah , Sesuai materi tadi bahwa Pembaca itu sangat dibutuhkan oleh penulis. Bagaimana cara menjadikan PD pada diri sendiri untuk tidak malu tulisannya dibaca orang lain Saya sering menulis, tapi selesai menulis saya simpen. Pernah saya menulis di blog dulu uuu sekali ( baru ttg RPP dan pembelajaran sih, sedikit) tapi kok temen aku langsung copas semuanya dan dijadikan administrasi nya dan dijadikan atas namanya untuk mendapatkan ttd pimpinannya. Padahal saya nulis itu mikir setengah mati. Dari situ saya jadi males share lagi. Mungkin pikiran itu salah. Mohon pencerahannya. Terimakasih Santi~ Jayapura 
Wa alaikum slm wr wb. Ibu Santi, saat tulisan dipublikasikan maka hak penulis terhadap interpretasi terhadap tulisan itu menjadi hilang. Interpretasi dan tanggapan pembaca tidak bisa kita kontrol.... Maka perlu kebesaran hati, krn bisa saja tanggapan yang tidak baik yang kita terima. Nah kalau tentang hak cipta yang dikopi, maka pada saat kita membaginya di dunia maya, maka kita harus siap bahwa itu menjadi milik publik. Walaupun itu salah, tapi di dunia maya kita sulit mengkontrolnya. 

Saya Sri Budi Handayani dari Gresik Mau bertanya tentang proses kreatif mbak Farrah menulis buku anak , berikan contohnya, Terima kasih. 
*Jawaban* Bu Sri, karena saya menulis buku berjenjang maka banyak pakem yang harus sy perhatikan. Biasanya saya memulai dr sesuatu value yang ingin saya kenalkan pada anak tapi tidak dengan cara doktrin tapi tertangkap. Agar dapat byk ide, maka saya byk menonton film anak, bergaul dengan anak2 & membaca buku2 anak. Contohnya buku "Sihdeh & Robot" yang intinya mengenalkan cara menenangkan diri dengan menarik napas panjang. Kecenderungan anak laki-laki agak sulit untuk menenangkan diri saat marah, maka diambillah tokoh robot agar relate dengan anak laki. Setelah itu dibuat prosesnya, termasuk membuat story board.... Dibaca anak2, lalu review & revisi lagi dst... Dr masukan anak, bahkan judulnya pun ada perubahan. 

 Sri Sulastri dr Bojonegoro, pertnyaan sy cara apa agar bisa menghasilkan buku dengan cepat bagi penulis pemula? 
*JAwab* Bu Sri, mulai dari yang mudah menurut Ibu... Topik yang paling ibu kuasai. Tapi tidak ada yang instan, semua harus ,elalui proses. Proses itu akan semakin cepat jika segera dimulai😉 

Slmat Sore Ibu. Terkait R ke-4. Mnurut pnglman Ibu, brapa persen dari ruang pmbaca dapat ditmpung masukannya dan bgaiman sikap kita dlm mnerima smua kritikan itu agar tdak trbwa amarah. Trima Ksih- Bernad.Toraja 
*JAwaban* Pak Bernard, Tidak ada rumus baku. Kita siapkan diri kita untuk terbuka terhadap berbagai masukan. Tapi kita lihat, kalau dia tidak suka karena berkaitan dengan selera yang berbeda, maka dia bukan target pembaca kita dan ini informasi berharga bagi kita. Tulisan kita akan memiliki target pembacanya sendiri. Tapi kalau pembaca tidak suka karena interpretasi yang salah dari hasil karya kita, maka mungkin cara kita menuliskannya perlu diperbaik... 

Selamat siang Ibu Farrah, saya grefer dari kupang, NTT. Apakah review buku yang dimaksudkan adalah sebelum buku kita diterbitkan, maka buku itu kita berikan kepada pembaca tertentu untuk membacanya lalu memberikan masukan positif atau negatif dari buku yang kita tulis. Lalu, dikembalikan dan kita revisi setelah itu baru diterbitkan? Terima kasih. 
*Jawaban* Betul pak, tapi bahkan apapun hasil tulisan kita, kita hadirkan pada pembaca & melihat tanggapannya -- ini bahkan sebelum proses penerbitan, usaha individu penulis untuk mendapat masukan. Kalau sudah ke penerbit, maka ada mekanismenya lagi tapi kita pun sudah bisa jelaskan targetnya siapa, tanggapannya bagaimana kira hingga buku kita itu bisa dibilang layak terbit.

Kesimpulan: Dengan menulis maka kita akan mencatatkan sejarah. Menulis buku yang berkualitas dan layak untuk diterbitkan bisa menggunakan strategi 4R yaitu : Renjana, Rutin, Review dan Ruang pembaca. Dengan renjana yang baik maka selalu menulis dengan rutin. Dari hasil tulisan kita lakukan review berulang-ulang sehingga menghasilkan tulisan yang baik.  Untuk meningkatkan kualitas tulisan kita perlukan ruang pembaca. Adanya feedback dari pembaca maka akan semakin memperbaiki tulisan kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Penyaluran Sedekah Air Bersih

  Penyaluran Sedekah Air Bersih Selasa, 19 September 2023 PD Salimah Purbalingga bersama Laziz Jateng bekerja sama menyelenggarakan kegiatan...