Daring…. oh Daring
Pandemi Covid 19 masih
menunjukkan kurva yang tinggi. Semua orang tak pernah lepas menceritakan topik ini.
Keputusan Bupati menerangkan bahwa pembelajaran untuk dilaksanakan dari rumah.
HP berdering, ternyata
dari Ibu Kepala Sekolah tempat Marni mengajar.
Marni segera berlari menuju ruang tengah untuk segera mengangkat teleponnya. Ternyata beliau mengajak semua rekan guru
untuk rapat. Karena Marni selaku bagian
kurikulum, Ibu Kepala Sekolah sebelum rapat meminta pendapatnya.
“Assalamu’alaikum Bu
Marni, sehat? Begini bu, untuk kegiatan KBM TK kita mau bagaimana, apa nanti
jam 10.00 kita rapat dengan semua rekan guru? ” tanya ibu Kepala Sekolah.
“Wa`alaikumussalam wr
wb, sehat Ibu. O, Nggih, In Syaa Allah saya
bisa bu,” jawab Marni.
“Terima kasih Bu
Marni, tolong disiapkan kurikulumnya,” pinta beliau.
“Siap, Bu,” jawab Marni.
Akhirnya di hari
Minggu jam 10.00 rapat pun digelar secara virtual di grup sekolah membahas
bagaimana untuk merancang pembelajaran anak-anak selama di rumah. Hari Senin diputuskan supaya anak-anak
berangkat. Anak-anak menerima penjelasan tentang adanya virus
Corona dan cara menjaga kesehatannya.
“Anak-anak yang Bu
Guru sayangi, hari ini kita belajar hanya sebentar, tidak perlu masuk
kelas. Anak-anak tahu kan, ada virus
Corona?” tanya Ibu Kepala Sekolah.
“Saya tahu Bu, karena
ada Corona, kata ibuku, aku harus bermain di rumah saja,” kata Izza dengan
suara lantangnya.
“Ayo, siapa lagi yang tahu
cara menjaga kesehatannya?”, tanya beliau sambil memandangi ke seluruh anak
didik.
“Aku kemarin lihat di
HP ibuku, ada orang yang memakai masker bu!” jawab Nayla.
“Ya betul, Mas Izza
dan Mbak Nayla, untuk menjaga kesehatan kita harus memakai masker, mencuci
tangan, dan tidak berkerumun. Untuk itu,
mulai besok, anak-anak belajar dari rumah.
Belajarnya bersama ayah dan bunda. Nanti sebelum pulang, anak-anak akan
menerima alat tulisnya,” lanjut Ibu Kepala Sekolah.
Setelah itu, Marni dan
tiga guru lainnya mengambil alat tulis.
Anak-anak menerima alat tulis seperti crayon, pensil warna, buku gambar
dan alat permainan edukatif lainnya untuk pembelajaran selama di rumah. Orang tua pun diberikan pengarahan sebentar terkait
teknis pendampingan belajar di rumah.
Edisi belajar daring
pun dimulai. Orang tua tidak hanya berperan sebagai bapak dan ibu. Namun sekarang menjabat peran ganda sebagai
guru. Suasana hari pertama daring di
rumah Marni begitu heboh. Saat mengajar
di sekolah bisa berkata dengan halus. Namun kadang saat mengajar kepada anak
sendiri, kadang sempat bernada tinggi dan menguji kesabaran. Maklumlah belum ada keteraturan dan penataan
waktu dengan baik. Semuanya beradaptasi
dalam kondisi seperti ini.
“Emak, ini bagaimana
mengerjakannya?” kata Qia, si bungsu.
Qia baru berusia 5
tahun sekolah di Kelompok B dan belum bisa membaca lancar dan memahami tugas
belajarnya. Akhirnya Marni menjelaskan
dan barulah Qia bisa mengerjakan sendiri.
Lanjut anak yang
kedua, Ijad.
“Ini pakai buku yang
mana, Mak, halaman berapa?”, tanya Ijad.
“Buku tema 7 halaman
30, Mas Ijad. Coba lihat lagi di video
yang sudah dikirimkan bu Guru di grup kelasmu,” perintah Emak. Emak ditemani Lifa masih sibuk di dapur menyiapkan
makan sore.
“HP Emak di mana?”,
tanya Ijad.
“Sedang dicas di kamar
Emak, tolong diambil saja kalau sudah penuh, nanti gantian Qia juga mau
mendengarkan hafalan doa naik kendaraan,” sahut Emak.
Azan magrib
berkumandang mengingatkan insan untuk kembali menghadap Rabbnya. Setelah solat magrib anak-anak jadwalnya
menyetorkan hasil murojaahnya. Murojaah artinya setoran hafalan Al
Quran.
“Ayo, Ijad hafalkan
Surat Al Qolam, Emak tunggu,” seru Emak.
“Lho, kok Al
Qolam. Aku murojaahnya surat An Naba. Al Qolam itu mbak Lifa,” jelas Ijad.
“O, iya,” jawab Emak
tersipu sambil menepuk jidat.
“Tadi pagi Emak sudah
ngomong ke Ijad,” kata Ijad.
Daring sudah berjalan
sepekan, Marni harus sering mengingatkan anak-anak saat waktunya belajar. Qia harus dibujuk-bujuk belajar apalagi kalau
ada teman yang sudah memanggilnya di balik pagar rumah. Marni pun akhirnya
membiarkan supaya bermain dahulu agar kondisinya nyaman saat belajar nanti.
Daring, sesuatu kebiasaan belajar baru bagi anak-anak dan orang tua. Termasuk pula peran guru amatlah penting. Marni pun mengemas pembelajaran dengan sederhana supaya wali murid juga memahami dan mampu mendampingi belajar putra putrinya.
#Tantangan hari ke-3 Lomba Menulis di blog menjadi buku
Profil Singkat Penulis
Safitri Yuhdiyanti, S.Pd.AUD. Aktifitas sebagai guru di TK Negeri Pembina Bobotsari. NPA : 12111200300 , email : safitriyuhdiyanti@gmail.com,
https://terbitkanbukugratis.id/safitri-yuhdiyanti/02/2021/daring-oh-daring/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar