Rabu, 03 Februari 2021

Daring...oh Daring

Daring…. oh Daring



Pandemi Covid 19 masih menunjukkan kurva yang tinggi. Semua orang tak pernah lepas menceritakan  topik ini.  Keputusan Bupati menerangkan bahwa pembelajaran untuk dilaksanakan dari rumah.

HP berdering, ternyata dari Ibu Kepala Sekolah tempat Marni mengajar.  Marni segera berlari menuju ruang tengah untuk segera mengangkat teleponnya.  Ternyata beliau mengajak semua rekan guru untuk rapat.  Karena Marni selaku bagian kurikulum, Ibu Kepala Sekolah sebelum rapat meminta pendapatnya.

“Assalamu’alaikum Bu Marni, sehat? Begini bu, untuk kegiatan KBM TK kita mau bagaimana, apa nanti jam 10.00 kita rapat dengan semua rekan guru? ” tanya ibu Kepala Sekolah.

“Wa`alaikumussalam wr wb, sehat Ibu.  O, Nggih, In Syaa Allah saya bisa bu,” jawab Marni.

“Terima kasih Bu Marni, tolong disiapkan kurikulumnya,” pinta beliau.

“Siap, Bu,”  jawab Marni.

Akhirnya di hari Minggu jam 10.00 rapat pun digelar secara virtual di grup sekolah membahas bagaimana untuk merancang pembelajaran anak-anak selama di rumah.  Hari Senin diputuskan supaya anak-anak berangkat.  Anak-anak   menerima penjelasan tentang adanya virus Corona dan cara menjaga kesehatannya. 

“Anak-anak yang Bu Guru sayangi, hari ini kita belajar hanya sebentar, tidak perlu masuk kelas.  Anak-anak tahu kan, ada virus Corona?” tanya Ibu Kepala Sekolah.

“Saya tahu Bu, karena ada Corona, kata ibuku, aku harus bermain di rumah saja,” kata Izza dengan suara lantangnya.

“Ayo, siapa lagi yang tahu cara menjaga kesehatannya?”, tanya beliau sambil memandangi ke seluruh anak didik.

“Aku kemarin lihat di HP ibuku, ada orang yang memakai masker bu!” jawab Nayla.

“Ya betul, Mas Izza dan Mbak Nayla, untuk menjaga kesehatan kita harus memakai masker, mencuci tangan, dan tidak berkerumun.  Untuk itu, mulai besok, anak-anak belajar dari rumah.  Belajarnya bersama ayah dan bunda. Nanti sebelum pulang, anak-anak akan menerima alat tulisnya,” lanjut Ibu Kepala Sekolah.

Setelah itu, Marni dan tiga guru lainnya mengambil alat tulis.  Anak-anak menerima alat tulis seperti crayon, pensil warna, buku gambar dan alat permainan edukatif lainnya untuk pembelajaran selama di rumah.  Orang tua pun diberikan pengarahan sebentar terkait teknis pendampingan belajar di rumah.

Edisi belajar daring pun dimulai. Orang tua tidak hanya berperan sebagai bapak dan ibu.  Namun sekarang menjabat peran ganda sebagai guru.  Suasana hari pertama daring di rumah Marni begitu heboh.  Saat mengajar di sekolah bisa berkata dengan halus. Namun kadang saat mengajar kepada anak sendiri, kadang sempat bernada tinggi dan menguji kesabaran.  Maklumlah belum ada keteraturan dan penataan waktu dengan baik.  Semuanya beradaptasi dalam kondisi seperti ini.

“Emak, ini bagaimana mengerjakannya?” kata Qia, si bungsu.

Qia baru berusia 5 tahun sekolah di Kelompok B dan belum bisa membaca lancar dan memahami tugas belajarnya.  Akhirnya Marni menjelaskan dan barulah Qia bisa mengerjakan sendiri.

Lanjut anak yang kedua, Ijad.

“Ini pakai buku yang mana, Mak, halaman berapa?”, tanya Ijad.

“Buku tema 7 halaman 30, Mas Ijad.  Coba lihat lagi di video yang sudah dikirimkan bu Guru di grup kelasmu,” perintah Emak.  Emak ditemani Lifa masih sibuk di dapur menyiapkan makan sore.

“HP Emak di mana?”, tanya Ijad.

“Sedang dicas di kamar Emak, tolong diambil saja kalau sudah penuh, nanti gantian Qia juga mau mendengarkan hafalan doa naik kendaraan,” sahut Emak.

Azan magrib berkumandang mengingatkan insan untuk kembali menghadap Rabbnya.  Setelah solat magrib anak-anak jadwalnya menyetorkan hasil murojaahnya. Murojaah artinya setoran hafalan Al Quran.

“Ayo, Ijad hafalkan Surat Al Qolam, Emak tunggu,” seru Emak.

“Lho, kok Al Qolam.  Aku murojaahnya surat An Naba. Al Qolam itu mbak Lifa,” jelas Ijad.

“O, iya,” jawab Emak tersipu sambil menepuk jidat.

“Tadi pagi Emak sudah ngomong ke Ijad,” kata Ijad.

Daring sudah berjalan sepekan, Marni harus sering mengingatkan anak-anak saat waktunya belajar.  Qia harus dibujuk-bujuk belajar apalagi kalau ada teman yang sudah memanggilnya di balik pagar rumah. Marni pun akhirnya membiarkan supaya bermain dahulu agar kondisinya nyaman saat belajar nanti.  

Daring, sesuatu kebiasaan belajar baru bagi anak-anak dan orang tua. Termasuk pula peran guru amatlah penting. Marni pun mengemas pembelajaran dengan sederhana supaya wali murid juga memahami dan mampu mendampingi belajar putra putrinya.

 #Tantangan hari ke-3 Lomba Menulis di blog menjadi buku

 

Profil Singkat Penulis

Safitri Yuhdiyanti, S.Pd.AUD. Aktifitas sebagai guru di TK Negeri Pembina Bobotsari. NPA : 12111200300 , email : safitriyuhdiyanti@gmail.com,

 https://terbitkanbukugratis.id/safitri-yuhdiyanti/02/2021/daring-oh-daring/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Penyaluran Sedekah Air Bersih

  Penyaluran Sedekah Air Bersih Selasa, 19 September 2023 PD Salimah Purbalingga bersama Laziz Jateng bekerja sama menyelenggarakan kegiatan...